Menu

Mode Gelap

Politik · 14 Mei 2023 19:18 WITA ·

Jokowi Sibuk Cawe-cawekan Ganjar Abaikan Aturan Main Demokratis


					Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi Perbesar

Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi

Zonafaktualnews.com – Jokowi dianggap mengabaikan aturan main demokratis karena ikut cawe-cawe (ikut membantu) dan sibuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai salah satu bacapres.

Banyak pihak yang mempertanyakan penyelenggaraan Pemilu 2024 apakah akan berjalan demokratis atau tidak.

Salah satu pihak yang menyoroti sikap Jokowi itu adalah Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto

Dalam acara diskusi, Wijayanto yang tampil sebagai pembicara itu membahas, “Netralitas Presiden, Abuse of Power dan Penodaan Demokrasi” yang diselenggarakan oleh Indef melalui virtual, Minggu (14/5/2023).

“Saat ini sudah menjadi satu bacaan kita sehari-hari bagaimana presiden ikut cawe-cawe, ikut sibuk, sibuk sekali untuk menjadi king maker, untuk ikut mendukung salah satu calon yang dikehendakinya,” ujarnya

BACA JUGA :  Geger, Habib Bahar Dikabarkan Ditembak Orang Tak Dikenal

Salah satu sikap cawe-cawe Jokowi itu adalah dengan mengundang tokoh-tokoh ke Istana Negara.

Wijayanto menilai, dengan tidak diundangnya Partai Nasdem dalam pertemuan beberapa waktu lalu di Istana Negara, menunjukkan bahwa koalisi tersebut merupakan koalisi untuk Pemilu 2024.

“Kalau ini koalisi untuk 2024, pertanyaannya adalah apakah sah seorang presiden yang masih menjabat itu kemudian pekerjaannya justru bukan pekerjaan yang diamanatkan konstitusi?” tanya Wijayanto.

BACA JUGA :  Lahan Kelapa Sawit PT PAAL Diamuk Si Jago Merah

Karena menurutnya, Presiden Jokowi seharusnya bekerja untuk mengawal berjalannya demokrasi dengan baik, termasuk Pemilu harus berjalan jujur dan adil.

Wijayanto pun mengutip berbagai studi, bahwa demokrasi di Amerika Serikat mati karena salah satunya adalah diabaikannya aturan main demokratis.

Ia melihat akhir-akhir ini presiden mengabaikan aturan main demokratis, yaitu bahwa presiden seharusnya netral dalam pemilu.

“Mengapa demikian? Karena, presiden sebagai seorang masih menjabat mendapatkan mandatnya dari publik, yang sah oleh konstitusi,

Dia diminta menggunakan pengaruhnya kekuasaannya, untuk seluruh rakyat tanpa terkecuali, untuk publik secara luas tanpa terkecuali. Bukan salah satu saja,” jelas Wijayanto.

BACA JUGA :  Inggris Akan Rayakan Penobatan Raja Charles III dengan Pesta Seks

Wijayanto pun menerangkan bahwa, ketika presiden aktif dengan semua kekuatan yang dimilikinya, dapat mempengaruhi pilihan para pengikutnya.

Muncul pertanyaan apakah pola pemilu yang diwarnai dengan keaktifan presiden mempengaruih pengikutnya itu bisa disebut demokratis.

“Lalu kemudian ketika presiden mendukung salah satu calon atau tokoh-tokoh yang diinginkannya, apakah presiden menggunakan aset publik apa tidak?

Istana itu apakah digunakan untuk mendukung calon tertentu? Jadi rapat tim sukses? Kan (seharusnya) tidak,” pungkas Wijayanto.

Editor : Isal

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

PDIP Blak-blakan Sebut Era Soeharto Lebih Baik dari Penguasa Saat Ini

1 Desember 2023 - 15:43 WITA

PDIP Blak-blakan Sebut Era Soeharto Lebih Baik dari Penguasa Saat Ini

PDIP Cabut Laporan Rocky Gerung Soal Kasus Penghinaan Jokowi

1 Desember 2023 - 15:28 WITA

PDIP Cabut Laporan Rocky Gerung Soal Kasus Penghinaan Jokowi

Megawati Jengkel Sebut Penguasa Saat Ini Bertindak Seperti Orde Baru

28 November 2023 - 05:52 WITA

Megawati Jengkel Sebut Penguasa Saat Ini Bertindak Seperti Orde Baru

Ganjar Blak-blakan Puji Rocky Gerung dan Nilai Jokowi Jeblok

20 November 2023 - 06:59 WITA

Ganjar Blak-blakan Puji Rocky Gerung dan Nilai Jokowi Jeblok

Rocky Gerung Berpantun Angin Mamiri Tunggu Anies di Depan Ganjar

20 November 2023 - 05:25 WITA

Rocky Gerung Berpantun Angin Mamiri Tunggu Anies di Depan Ganjar

Anies Terpacu Ingin Bangun Stadion Internasional di Makassar

19 November 2023 - 16:00 WITA

Anies Terpacu Ingin Bangun Stadion Internasional di Makassar
Trending di Politik