Zonafaktualnews.com – Banjir bandang porak-porandakan Kota Derna, Libya Timur.
Ribuan orang dikabarkan meninggal dunia dan ribuan lainnya hilang.
Petugas penyelamat dan evakuasi masih terus berupaya mencari korban.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Libya, Letnan Tarek al-Kharraz, mengatakan sejauh ini 3.840 kematian telah tercatat di Derna, termasuk 3.190 orang yang telah dikuburkan.
Melangsir kantor berita AFP, Rabu (13/9/2023), terdapat sedikitnya 400 orang asing, kebanyakan dari Sudan dan Mesir.
Sementara itu, Hichem Abu Chkiouat, menteri penerbangan sipil di pemerintahan Libya Timur, mengatakan sejauh ini telah dihitung lebih dari 5.300 orang tewas
Dan jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat secara signifikan dan bahkan mungkin dua kali lipat.
Meski begitu, Walikota Derna, Abdulmenam al-Ghaithi mengatakan kepada televisi Al Arabiya milik Saudi bahwa perkiraan jumlah kematian di kota itu bisa mencapai antara 18.000 hingga 20.000 jiwa.
Prediksi ini dibuat berdasarkan jumlah distrik yang hancur akibat banjir.
Al-Ghaithi menambahkan saat ini tm penyelamat telah tiba dari Mesir, Tunisia, Uni Emirat Arab, Turki dan Qatar.
Ia mengatakan Derna membutuhkan tim yang khusus menangani pemulihan jenazah.
“Saya khawatir kota ini akan terjangkit epidemi karena banyaknya mayat yang tertimbun reruntuhan dan di dalam air,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (14/9/2023).
Sementara itu, salah seorang warga Derna, Mahmud Abdulkarim, mengatakan bahwa ia kehilangan ibu dan saudara laki-lakinya.
Hal ini terjadi setelah mereka gagal mengungsi tepat waktu dari apartemen lantai pertama mereka pasca runtuhnya bendungan.

Menurut Abdulkarim, ketika ibu dan saudara laki-lakinya akhirnya memutuskan untuk meninggalkan apartemen mereka, mereka tersapu air banjir begitu sampai di jalan untuk mengungsi.
“Mereka (awalnya) menolak meninggalkan tempatnya… tidak membayangkan situasinya akan mengerikan dan mengatakan kepadaku bahwa itu hanya hujan biasa,” ujarnya dalam sebuah acara di Tripoli.
Mabrooka Elmesmary, seorang jurnalis yang berhasil meninggalkan Derna pada hari Selasa, menggambarkan kota itu sebagai “bencana dalam skala besar”. Ia mengatakan bahwa seisi kota telah rata dengan tanah.
“Ada gelombang pengungsian ketika orang-orang berusaha melarikan diri dari Derna namun banyak yang terjebak karena banyak jalan yang diblokir atau hilang,” kata Elmesmary, seraya menambahkan bahwa beberapa keluarganya telah berlindung di sekolah.
Seperti diketahui, sejumlah video tersebar di media sosial yang memperlihatkan arus deras mengalir di pusat kota.
Hampir seluruh bangunan yang dilewati arus banjir bandang itu hancur di kedua sisi jalan.
Atas kejadian tersebut, beberapa pelabuhan minyak utama di Libya, yakni Ras Lanuf, Zueitina, Brega, dan Es Sidra ditutup sejak Sabtu malam selama tiga hari.
Pihak berwenang telah mendeklarasikan status darurat ekstrem sehingga menutup sekolah, toko, dan memberlakukan jam malam. Operasi pencarian dan penyelamatan pun masih berlangsung.
Editor : Id Amor