Zonafaktualnews.com – Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang selalu terjadi di Indonesia.
Penyebab banjir terjadi karena kondisi alam yang statis seperti geografis, topografis dan alur sungai.
Peristiwa alam yang dinamis serta curah hujan yang tinggi membuat permukaan air meluap dan tumpah melewati bibir sungai.
Masih banyak hal lain yang memyebabkan banjir seperti pendangkalan sungai maupun aktivitas manusia yang dinamis.
Di Indonesia pada Minggu 12 Februari 2023 hingga Senin 13 Februari 2023 hampir secara bersamaan terjadi bencana alam

Seperti Banjir setinggi 1 meter melanda Kota Makassar, Senin (13/2/2023), menggenangi rumah, gedung perkantoran, rumah sakit, sekolah, hingga sejumlah hotel.
Dampak curah hujan deras yang mengguyur Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengakibatkan sebanyak 8 kecamatan dan 24 kelurahan tergenang banjir serta 2.929 warga mengungsi.
“Dampak banjir yang terjadi hari ini ada 8 kecamatan dan 24 kelurahan yang terendam banjir,” kata Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, Senin (13/2/2023)
Sementara untuk warga yang terdampak banjir, kata Achmad, sebanyak 2.929 jiwa harus mengungsi di 37 titik pengungsian yang telah didirikan.

“Warga yang mengungsi ada 824 kepala keluarga (KK) dengan estimasi 2.929 jiwa yang telah mengungsi sejak siang tadi,” ungkapnya.
Sampai saat ini, kata Achmad pihak BPBD Makassar bersama sejumlah tim SAR gabungan masih melakukan upaya evakuasi dan memantau di 86 titik tergenang banjir di Makassar.
“Masih dilakukan asesmen di lokasi banjir dan mengevakuasi warga dengan memakai perahu karet,” imbuhnya.
Banjir Sulsel
Makassar merupakan satu di antara beberapa daerah Sulawesi Selatan yang dikepung banjir imbas hujan dengan intensitas tinggi.
Daerah yang terdampak bencana banjir yakni, Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Barru dan Soppeng setelah diguyur hujan deras sepanjang Senin (13/2/2023).

“Cuaca ekstrem yang menyebabkan hujan lebat, ada beberapa kabupaten yang terdampak hujan lebat yaitu Makassar, kemudian Maros, Pangkep, Barru dan Soppeng dan kelihatan agak parah memang di Makassar,” kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Nana Sudjana.
Hingga saat ini kata Nana sejumlah warga yang terdampak banjir di 16 titik di Kota Makassar telah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Meski demikian, masih ada beberapa warga yang masih tetap bertahan di rumah masing-masing.
Pasuruan Diterjang Banjir 1,5 Meter
Banjir di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur merendam 8.600 rumah warga di Kecamatan Rejoso, Grati dan Winongan. Ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Banjir terparah ada di Desa Kedawungwetan dan Desa Kedawungkulon, Kecamatan Grati. Di lokasi ini, 3.430 rumah terendam banjir mulai 80 cm hingga 1,5 meter.
Banjir disebabkan luapan Sungai Rejoso dan anak sungainya akibat hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama dan terus menerus.
Jebolnya tanggul Sungai Rejoso sepanjang 25 meter di Dusun Adirogo, Desa Kedawungkulon, juga menyebabkan arus sungai semakin deras masuk ke permukiman.

Sementara itu, Wakil Bupati Pasuruan, A Mujib Imron, mendorong Pemprov Jatim segera melakukan normalisasi Sungai Rejoso dan aliran sungai lainnya untuk mengurangi risiko banjir.
“Tadi ada Kepala Balai Besar Gembong Pekalen, kita bicara dan sampaikan langsung di depan warga kalau Sungai Rejoso memang perlu ditangani. Penanganannya juga harus menyeluruh semua sungai di Pasuruan,” katanya, Sabtu (11/2/2023).
Gempa Guncang Jayapura
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 2.148 orang mengungsi pasca gempa M5,4 di Kota Jayapura Papua pada 9 Februari 2023.
Sementara itu, tercatat sebanyak 4 orang meninggal dunia akibat gempa ini.
“Ada di pengungsian 2.148 orang ini kalau ditambah distriknya, 2.148 dari 2 distrik, yang terdampak itu 3 distrik,” ungkap Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari saat Konferensi Pers secara virtual, Senin (13/2/2023).
Aam, sapaan akrabnya, mengatakan BPBD setempat sempat mencatat ada 3.000 lebih pengungsi namun pengungsi tersebut tidak menetap di pengungsian.
“Kalau kita kumulatifkan 3 distrik ini, rekap terakhirnya totalnya itu telah mencapai 3.000 pengungsi. Tetapi ini bukan berarti pengungsi yang konstan tetap ada disitu,” tuturnya.
Sementara itu, hingga saat ini BNPB mencatat ada 44 rumah rusak akibat gempa ini.
“Kita lihat dari 44 rumah yang kita data hingga saat ini mengalami kerusakan secara langsung, rumah yang rusak berat itu “hanya” 15, rusak sedang 1, dan rusak ringan 28,” ujarnya
Jumlah pengungsi yang cukup banyak disebabkan adanya frekuensi gempa susulan yang cukup banyak.
Mengingat, sejak tanggal 2 Januari 2023 lalu Jayapura juga diguncang gempa meski dampaknya tidak terlalu signifikan karena pusatnya di laut. Berbeda dengan gempa pada 9 Februari ini yang pusatnya di darat.

“Nah ini memang yang mempengaruhi dari tingginya jumlah pengungsi, itu adalah gempa susulannya
Jadi ini adalah gambaran rangkaian gempa di Papua yang dicatat oleh BMKG dari tanggal 2, jadi tanggal 2 pasca tanggal 2 Januari, bulan lalu itu cukup-cukup intens.
Jadi ini adalah gambaran rangkaian gempa di Papua yang dicatat oleh BMKG dari tanggal 2, jadi tanggal 2 pasca tanggal 2 Januari, bulan lalu itu cukup-cukup intens.
Jadi masyarakat sebenarnya sudah cukup terganggu dari Januari lalu,” kata Aam.
“Kemudian, frekuensi gempa itu turun kemudian tanggal 9 Februari ada gempa dengan magnitudo yang sama tapi di darat sehingga guncangannya sangat terasa, masyarakat berhamburan dan menimbulkan kepanikan.
Nah, cukup besar ya tanggal 9 itu ada 118 gempa susulan 46 diantaranya, jadi dirasakan. Jadi kalau dalam satu hari kita ada 46 (gempa), meski tidak besar tapi dirasakan oleh masyarakat,” tambah Aam.
Aam mengatakan saat pihak BNPB mengecek langsung di Jayapura ada 16 titik pengungsian. BNPB, kata Aam, juga telah memberikan bantuan dana siap pakai total senilai Rp1 Miliar.
Editor : Isal





















