Anggota DPR Kritik Aturan Baru Kontrasepsi untuk Pelajar

Selasa, 6 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Alat Kontrasepsi Kondom

Ilustrasi Alat Kontrasepsi Kondom

Zonafaktualnews.com – Anggota Komisi VIII DPR RI, Luqman Hakim, mengkritik aturan baru pemerintah mengenai penyediaan alat kontrasepsi bagi anak usia sekolah dan remaja.

Luqman Hakim khawatir aturan ini dapat memicu persepsi pelegalan terhadap seks bebas atau seks di luar nikah.

Aturan ini termuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan, yang baru saja diteken Presiden Joko Widodo. Fokus dari aturan ini adalah upaya kesehatan reproduksi sesuai siklus hidup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pelaksanaan aturan tentang kesehatan reproduksi remaja harus dipastikan jangan menjadi pintu bagi seks bebas di kalangan remaja,” ujar Luqman di Jakarta, Senin (5/8/2024).

Luqman menekankan bahwa penyediaan alat kontrasepsi untuk remaja dapat menciptakan persepsi salah mengenai seksualitas di usia muda.

Menurutnya, akses langsung ke alat kontrasepsi berisiko membuat remaja menganggap seksualitas hanya sebagai masalah teknis, tanpa memperhatikan aspek emosional, moral, dan sosial yang penting.

Ia juga menyatakan bahwa aturan ini berpotensi mempromosikan pemikiran bahwa hubungan seksual di usia muda dapat diterima asalkan dilakukan dengan penggunaan kontrasepsi.

Hal ini, menurutnya, tidak memberikan penekanan yang cukup pada risiko dan konsekuensi jangka panjang dari perilaku seksual prematur.

Luqman menegaskan, upaya kesehatan reproduksi untuk anak usia sekolah atau remaja seharusnya tidak termasuk penyediaan alat kontrasepsi. Selain itu, aturan ini dinilai tidak sejalan dengan norma-norma agama dan susila di Indonesia.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi dibandingkan pemberian alat-alat kontrasepsi.

“Pendidikan seksual harus menjadi prioritas utama dibandingkan penyediaan alat kontrasepsi yang seolah melegalkan hubungan seks remaja. Fokus utama seharusnya adalah pada pendekatan yang holistik dan komprehensif,” tambah Luqman.

Luqman juga menyoroti pentingnya pendidikan reproduksi yang sejalan dengan identitas bangsa Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara yang menganut norma-norma susila secara ketat.

Pendidikan kesehatan reproduksi harus didasarkan pada nilai-nilai moral Pancasila dan nilai-nilai agama, untuk menjauhkan remaja dari perilaku seks bebas.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi banyak isu reproduksi remaja, seperti kehamilan usia dini, seks di luar nikah, dan pernikahan anak.

Aturan terkait harus memperhatikan nilai-nilai budaya dan agama, bukan malah mendukung aktivitas yang kebarat-baratan.

Luqman juga mengingatkan agar program ini tidak dikendalikan oleh kepentingan bisnis produsen alat kontrasepsi.

“Fokus utama harus pada kesejahteraan dan pendidikan remaja, bukan keuntungan komersial,” tegasnya.

Komisi VIII DPR meminta pemerintah untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan ini dan memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar bertujuan untuk kesejahteraan remaja.

Menurut Luqman, pendidikan seksual yang holistik dan dukungan emosional harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan kesehatan reproduksi di kalangan remaja.

 

Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News

Berita Terkait

Pukat UGM Desak KPK Periksa Jokowi Terkait Dugaan Korupsi Proyek Whoosh
Luar Biasa! Bahlil Lahadalia Meski Dihina dan Dijelekkan dengan Meme Tetap Memaafkan
Purbaya Geram! Coretax Triliunan Error Ternyata Digarap Programmer Selevel SMA
Roy Suryo Sentil Gibran Sebut Tak Boleh Asam Sulfat Racuni Republik Indonesia
Psikiater UI dr. Mintarsih Soroti Dana Pemda Rp234 Triliun Mengendap
Purbaya Bakal Sikat Semua Mafia dan “Pemain Besar”, Nama-nama Sudah Dikantongi
Prabowo Saksikan Penyerahan Rp13,25 Triliun Dikembalikan dari Kasus Korupsi CPO
Prabowo Ultimatum Reshuffle Menteri Nakal: “Tiga Kali Peringatan, Ganti”

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:57 WITA

Pukat UGM Desak KPK Periksa Jokowi Terkait Dugaan Korupsi Proyek Whoosh

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 17:15 WITA

Luar Biasa! Bahlil Lahadalia Meski Dihina dan Dijelekkan dengan Meme Tetap Memaafkan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 16:39 WITA

Purbaya Geram! Coretax Triliunan Error Ternyata Digarap Programmer Selevel SMA

Jumat, 24 Oktober 2025 - 13:26 WITA

Roy Suryo Sentil Gibran Sebut Tak Boleh Asam Sulfat Racuni Republik Indonesia

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:11 WITA

Psikiater UI dr. Mintarsih Soroti Dana Pemda Rp234 Triliun Mengendap

Berita Terbaru