Zonafaktualnews.com – Pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang menuai kembali kontroversi.
Teranyar, Panji melarang para santrinya untuk pakai kata “Amin” saat menutup doa.
Menurutnya, doa harusnya dijawab pakai kata Alhamdulillah bukan dengan ucapan Amin.
Pimpinan Ponpes Al Zaytun itu melarang para santri mengucap amin usai melafalkan doa.
Panji pun menekankan, apabila doa dijawab dengan kata amin maka Allah SWT tidak akan mengabulkan doa tersebut.
“Doa nggak boleh Amin nak yah. Doa jawabnya Alhamdulillah. Kalau Amin nggak akan dikasih (dikabulkan) oleh Allah,” kata Panji, melalui unggahan video akun Instagram @fide._black, Sabtu, 17 Juni 2023.
https://www.instagram.com/reel/CtQIU2NJN6F/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==
Ia pun menjelaskan alasan tidak boleh memakai kata amin usai berdoa.
Sebab, kata Panji, amin itu artinya tidak percaya kepada Allah.
“Mengapa? Karena tidak percaya kepada Allah amin itu,” ungkapnya.
Bukan tanpa alasan, menurut Panji makna kata amin itu adalah “semoga” dan hal itu tidak tepat jika ditujukan kepada Allah.
“Apa makna amin? Moga-moga. Kepada Allah kok moga-moga? Kalau kepada bapakmu baru moga-moga. Moga-moga dikasih uang tambah,” ujar Panji Gumilang.
“Tapi kepada Allah, Alhamdulillah. Pasti kamu dijawab,” sambungnya
Diketahui, pernyataan Panji Gumilang yang menyebut Alquran bukan kalam atau perkataan Allah SWT melainkan kalam Nabi Muhammad SAW juga menuai sorotan publik.
Melalui video yang dibagikan akun TikTok @herypatoeng, Panji mengatakan bahwa kitab suci Alquran bukan ucapan yang langsung disampaikan oleh Allah, melainkan karangan Nabi Muhammad SAW yang didapat dari wahyu.
“Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu,” ucap Panji Gumilang.
Dia pun mengaku memiliki landasan yang kuat terkait pernyataannya tersebut. Menurutnya, hal itu telah disampaikan Nabi Muhammad SAW melalui lisannya.
“Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan ‘Dzalikal kitabu la’, itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu Ilahi,” tuturnya.
Selain itu, Panji Gumilang juga menilai apabila Allah berbicara dengan bahasa Arab, maka pimpinan Ponpes Al Zaytun itu khawatir orang yang tidak mengerti akan kesulitan.
“Nah kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. ‘Prewek’ nggak ngerti, gusti Allah nggak ngerti artinya,” pungkasnya
Editor : Isal