Zonafaktualnews.com – Tragedi kelaparan di negeri yang kaya dengan sumber daya alam melimpah seperti Indonesia kembali terjadi.
Belakangan viral di media sosial, seorang bocah menangis kelaparan, diduga di daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menyesalkan tragedi kelaparan justru terjadi di dekat Istana Kepresiden Bogor.
“Situasi semacam ini menggemaskan, di satu sisi kita pantas berduka dan bersimpati, di sisi lain, ini masalah negara yang tidak kunjung usai, bahkan terjadi berdekatan dengan Istana Kepresidenan,” ujar Dedi, seperti yang dilangsir RMOL, Senin (6/5/2024).
ALumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu pun mempertanyakan klaim yang selama ini digaungkan pemerintah, yakni soal pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang sudah merata.
“Bisa disimpulkan, kerja presiden dan pemerintah yang gemar nyatakan ekonomi membaik, kesejahteraan meningkat, murni hanya omong kosong,” tegasnya.
Seperti diketahui, di media sosial viral sebuah video yang memperlihatkan seorang anak tengah menangis dan berteriak kelaparan kepada ibunya, di salah satu wilayah di Kabupaten Bogor.
Video itu salah satunya dibagikan akun Instagram @kecamatanbojonggede, baru-baru ini.
Awalnya video dibagikan TikTok @ahmadsaugi31, namun saat ini sudah hilang dari akunnya.
“Mau makan,” teriak si anak itu sembari menangis.
Lalu tangisan anak itu dibalas teriakan dan bentakan sang ibu.
“Makan sendiri, kagak punya duit!” kata sang ibu.
Sontak, video itu menuai pro kontra netizen.
Kasus kelaparan juga terjadi di Desa Sungai jernih Muratara,dilaporkan seorang ibu muda meninggal.
Duka menyelimuti Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan, saat seorang warga setempat, Suryati (35), ditemukan meninggal dunia akibat kelaparan.
Insiden tragis ini menggugah kesadaran akan kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
Korban Suryati, bersama suaminya, Mahani, hidup sebagai buruh serabutan dengan penghasilan yang minim.
Kondisi ekonomi yang sulit membuat keluarga mereka sering berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sayangnya, upaya mereka tak mampu menghindarkan Suryati dari nasib tragis yang menimpanya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa Suryati ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (13/4/2024) sekitar pukul 18.00 WIB, hanya tiga hari setelah perayaan Idul Fitri 2024.
Kematian tersebut menjadi cerminan kelaparan yang menghantui keluarga-keluarga yang hidup dalam kondisi ekonomi yang terpinggirkan.
Sejumlah tetangga korban menceritakan bahwa Suryati dan keluarganya seringkali berjuang untuk bertahan hidup.
Meskipun demikian, bantuan sosial dan perhatian dari pemerintah setempat terkesan minim, meninggalkan mereka dalam keterpurukan yang semakin dalam.
“Kami dulu dekat dengan rumahnya di Dusun III, kami tetangga yang sering memberinya makanan jika ada sisa,
Sekitar delapan bulan terakhir, dia pindah ke KP IV, dekat dengan suku anak dalam, dan tinggal di pondok milik warga dengan dinding kain,” ujar Aan, salah seorang tetangga pada Senin (15/4/2024).
Suryati ditemukan dalam keadaan kritis oleh mantan kepala desa setempat, Umar Ali.
“Ketika pak Umar Ali pulang dari kebun, dia menemukan Suryati di pinggir jalan, meminta minum. Kemudian dia membawa Suryati pulang, dimandikan oleh warga,
Seorang perawat dari rumah sakit juga datang untuk memberikan pertolongan, tetapi sayangnya Suryati tidak bisa diselamatkan”, terang Aan.
Ketidakhadiran pemerintah desa dalam mengatasi kondisi keluarga suryati disorot oleh sejumlah warga.
Editor : Id Amor