Zonafaktualnews.com – Cuitan status Ganjar Pranowo soal ketahanan pangan hanya menjadi ledekan netizen di Twitter
Bacapres dari PDIP ini mengungkap soal pangan sebagai hidup matinya bangsa.
Ganjar membahas hal tersebut seraya membagikan momen bersama sosok yang berperan dalam sektor pertanian.
Netizen pun menyinggung Jawa Tengah yang dinobatkan sebagai provinsi termiskin.
Pasalnya, 10 tahun Ganjar pimpin Jateng, justru warganya tidak mendapatkan seperti apa yang dia katakan.
Hal itu diungkapkan netizen dengan nama akun @as_siglie.
“Mas Ganjar Pranowo berbicara tentang ketahanan pangan sekarang, selama 10 tahun bapak jadi Gubernur kenapa Provinsi Jateng tidak ada ketahanan pangan bagi warga bapak, sampai Jateng dinobatkan sebagai Provinsi termiskin?” tulis akun @as_siglie, Minggu (4/6/2023)
Soal pangan adalah soal hidup matinya bangsa. Bung Karno sadar betul betapa urgennya pangan bagi negara.
Bukan sekadar soal ketersediaannya, tapi juga soal produksinya. Maka negara mesti menghasilkan banyak ilmuwan pertanian.
Dan inilah salah satu ilmuwan pertanian yang kita… pic.twitter.com/gXe173ULdZ
— Ganjar Pranowo (@ganjarpranowo) June 3, 2023
Ganjar Pranowo pun mengungkapkan soal pentingnya pangan pagi negara. Hal itu, lanjut Ganjar bukan hanya terkait ketersediaannya.
“Soal pangan adalah soal hidup matinya bangsa. Bung Karno sadar betul betapa urgennya pangan bagi negara,
Bukan sekadar soal ketersediaannya, tapi juga soal produksinya. Maka negara mesti menghasilkan banyak ilmuwan pertanian,” kata Ganjar melalui akun Twitternya
“Dan inilah salah satu ilmuwan pertanian yang kita punya, Ir. Surono Danu. Kekaguman beliau terhadap Ir. Soekarno tidak cuma berhenti di meja-meja diskusi. Tidak sebatas di lembaran kertas,” lanjutnya.
Ganjar juga mengatakan bahwa sosok yang mengagumi Presiden Pertama RI itu ditunjukkan dengan hasil penelitian pertanian yang dipersembahkan untuk bangsa dan negara.
“Benih padi unggulan, benih kacang panjang unggulan, pisang, singkong dan yang terakhir ada benih kedelai. Semua karya beliau merupakan benih-benih unggulan,” kata dia.
“Bahkan waktu melahirkan benih kedelai unggulan, beliau mengatakan ‘Kita harus meneladani benih kedelai ini. Meski diinjak berulangkali dia tidak akan pernah mati’,” sambungnya.
Ganjar pun mengatakan bahwa momen pertemuannya itu menjadi suatu kehormatan.
“Mbah Surono, suatu kehormatan bisa bertemu dan sungkem kepada panjenengan. Malu rasanya jika kami-kami yang lebih muda ini tidak memiliki tekad besar untuk memakmurkan negara sebagaimana tekad panjenengan,” ungkap Ganjar.
“Hormat kami, Mbah. InsyaAllah karya panjenengan memberi manfaat untuk Indonesia. Tetap semangat terus mendampingi organisasi Mari Sejahterakan Petani, ya Mbah,” pungkasnya
Editor : Isal