Zonafaktualnews.com – Sejumlah LSM bergabung dalam “Aksi kemanusiaan”di antaranya LSM PERAK, LABRAKI dan AKOR.
Aksi kemanusiaan ini dipimpin langsung oleh LSM Anti Korupsi Nasional Indonesia (AKOR).
Aksi unjuk rasa digelar di depan Mapolda Sulsel, pada Kamis, 9 November 2023.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Jumat (10/11/2023) mereka mendesak Kapolda Sulsel.
Desakan tersebut untuk segera mengusut tuntas terkait kematian pasien Almarhum Sutrisno.
Sutrisno yang berprofesi sebagai ojek online (ojol) itu meninggal dunia usai menjalani operasi di RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar.
Ada 6 tuntutan yang dibawa dalam unjuk rasa tersebut :
1 Mendesak Pimpinan RSU Wahidin Sudirohusodo untuk bertanggung jawab atas kelalaian terhadap pasien
2 Memberhentikan pekerjaan yang diduga malpraktik pada lingkugan rumah sakit
3 Copot Pimpinan dan dokter yang menangani pasien atas nama almarhum Sutrisno di RSU Wahidin Sudirohusodo Makassar
4 Meminta pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan dapat mengevaluasi dokter yang ada di RSU Wahidin Sudirohusodo tingkat kelayakan menangani operasi ringan dan berat
5 Menolak keras adanya dugaan malpraktik di RSU Wahidin Sudirohusodo
6 Meminta kepolisian tangkap dan adili dokter yang diduga melakukan malpraktik terhadap pasien Sutrisno
Demikian bunyi 6 tuntutan tersebut dalam aksi unjuk rasa di depan Mapolda Sulsel.
Merespon tuntuntan itu, pihak Polda Sulsel kemudian menerima perwakilan pengunjuk rasa
Dalam pertemuan tersebut pihak Polda Sulsel berjanji akan melakukan penyelidikan atas kematian Sutrisno di RSU Wahidin Sudirohusodo.
Usai bertemu dengan pihak Polda Sulsel, para pengunjuk rasa lalu melanjutkan demo di depan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.
Sekedar diketahui, Sutrisno merupakan warga kota Makassar yang berprofesi sebagai ojek online (ojol)
Beberapa bulan yang lalu Almarhum Sutrisno mengalami sakit pada bagian pantat, keluarga almarhum menyebut bahwa almarhum menderita sakit riwayat sakit jantung bawaan sejak lahir.
Almarhum kemudian mendapat telepon dari pihak Rumah Sakit untuk segera datang di RSU Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan sempat menjalani operasi selama 3 kali.
Pada operasi pertama tidak satupun keluarga pasien dilibatkan untuk bertandatangan dalam bentuk persetujuan.
Salah satu keluarga korban ditemui awak media mengatakan, “Adik saya bercerita sebelum operasi bahwa dokter menyarankan operasi dan hanya operasi ringan dengan melalui paha,
Dan hal ini dibenarkan dokter saat ditanya langsung oleh salah satu keluarga, namun hal ini di luar dugaan ternyata setelah operasi dokter mengatakan operasi gagal dalam pemasangan Alat pada jantung pasien
Keluarga kaget kenapa sampai gagal dan ada pemasangan alat padahal berbeda penyataan dokter sebelumnya bahkan kanapa sampai belah dada dan pasien dan keadaan koma (tidak sadar).
Hingga operasi berikutnya keluarga sangat menyayangkan bahwa salah satu dokter mengatakan harus operasi kedua dan batas waktu berpikir untuk menyetuju hanya 15 menit,
Kalau tidak, maka silakan ambil pasien dan bawa pulang dalam keadaan terpasang alat.” ungkap keluarga korban
Sementara itu, Ketua LSM AKOR, Sutoyo Gaffar mengatakan pihak RSU Dr Wahidin Sudirohusido sampai saat ini belum ada itikad baik.
“Hingga saat ini belum ada hasil itikad baik dari Pihak RSU Dr. Wahidin Sudirohusido sebagai bentuk pertanggungjawaban dan permohonan maaf kepada keluarga korban,” pungkasnya
Editor : Id Amor