Zonafaktualnews.com – Faisal Basri, ekonom kawakan dan pendiri INDEF, tutup usia pada 5 September 2024 di usia 65 tahun.
Kepergiannya meninggalkan jejak kritik tajam yang menjadi bukti nyata cintanya pada Indonesia.
Faisal dikenal sebagai sosok yang sering berseberangan dengan pemerintah, bukan karena kebencian, melainkan karena prinsip kuat yang ia pegang dalam melihat kebijakan ekonomi negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu kritiknya yang paling dikenal adalah terkait hilirisasi pertambangan, yang menurut Faisal, lebih menguntungkan China daripada Indonesia.
Ia sering mengungkapkan bahwa hampir seluruh smelter pengolah bijih nikel di Indonesia dimiliki oleh perusahaan China, dan keuntungan dari ekspor nikel sepenuhnya dibawa ke luar negeri. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan hilirisasi yang diharapkan pemerintah.
Selain itu, Faisal juga mengkritisi kebijakan ekonomi yang memberikan berbagai insentif seperti tax holiday kepada perusahaan asing, yang pada akhirnya mengurangi penerimaan pajak negara.
Kritiknya ini kerap dianggap sebagai bentuk perhatian dan kecintaannya terhadap perekonomian Indonesia, di mana ia berharap kebijakan yang diambil dapat benar-benar memberikan manfaat besar bagi rakyat.
Bagi Faisal, kritik adalah bentuk cinta dan komitmen untuk melihat Indonesia menjadi lebih baik. Ia tidak hanya mengomentari, tapi juga memberi solusi melalui berbagai tulisannya yang tajam namun penuh harapan.
Jejak kritik Faisal Basri menjadi warisan penting yang menginspirasi banyak orang untuk lebih kritis dan peduli terhadap masa depan ekonomi Indonesia
(Id Amor)
Follow Berita Zona Faktual News di Google News





















