Ironi, RI Negara Agraris Kekurangan Stok Beras

Senin, 20 Februari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dampak paling bahaya dari adanya impor beras adalah para petani di desa akan mogok menanam padi (Foto Istimewa)

Dampak paling bahaya dari adanya impor beras adalah para petani di desa akan mogok menanam padi (Foto Istimewa)

Zonafaktualnews.com – Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani.

Petani sebagai mata pencaharian mayoritas masyarakat Indonesia didukung oleh subur tanahnya yang menghasilkan bermacam beras, sayuran hingga buah-buahan.

Ironinya, negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah sampai mengalami stok beras menepis. Benarkah?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apakah ada upaya konkalikong demi meraup cuan sampai ketersediaan beras disengajakan untuk tiada?

Alasan Indonesia mengapa harus mengimpor beras, Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara

Padahal, dalam beberapa tahun terakhir RI tidak pernah melakukan langkah tersebut.

Jokowi menyangkutpautkannya pada stok beras yang menipis.

Hal itu disampaikan Jokowi usai mengecek ketersediaan sembako di Pasar Wonokromo, Surabaya, Sabtu (18/2/2023)

BACA JUGA :  Roy Suryo Tantang Hasil Labfor: Ijazah Jokowi Identik, Bukan Otentik

“Soal impor beras tanya ke Bulog, secara nasional kita butuh. Karena, stoknya dari Bulog tipis,” katanya

Impor menjadi langkah mendesak agar tidak terjadinya kelangkaan. Jokowi meminta agar hal itu jangan sampai terjadi.

“Stoknya minimal 1,2 juta, kemarin pada level 600 (ribu ton). Jadi, mau tidak mau harus (impor),” ujarnya.

Belajar dari pengalaman, menipisnya stok membuat harga ikutan menjadi naik.

Apalagi permintaan saat ini semakin besar jelang Ramadan dan Idulfitri.

“Ya harus lihat stoknya, kalau kurang harus ditambah, kalau tidak harga naik,” tuturnya

Diketahui, Dirut Perum Bulog Budi Waseso blakblakan awal mula terjadinya krisis stok beras cadangan beras pemerintah (CBP) di 2022 lalu yang akhirnya menjadi dasar pemerintah menugaskan Bulog impor beras 500 ribu ton.

BACA JUGA :  Begini Hasil “Ngopi Darat” Jokowi dengan Biden Soal Palestina

Pria yang biasa disapa Buwas ini mengaku kesulitan dapat beras impor dari Thailand hingga Vietnam.

“Itu (surat persetujuan impor) Desember tanggal 18-19 kalau ga salah. Pas keluar SPI nya kita kelabakan tuh nyari beras impor,

Karena waktu itu sudah mendekati Nataru, di kita sendiri juga sudah mulai ada libur Nataru, di negara asalnya juga,

Kalau stok kita, stok CBP saat ini di bawah 600 ribu ton,” kata Buwas dalam konpers di Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Ia menegaskan Bulog sejak awal tak mau ada impor, kondisi sejak Juli 2022 menjadi rentetan yang memicu kebijakan impor beras oleh pemerintah.

BACA JUGA :  Tepis Fitnah, Jokowi Bawa Salinan Ijazah ke Polda Metro Jaya

“Jadi bukan Bulog tidak tanggap, Bulog sudah ada instruksi tahunan. Persoalannya itu tadi tiba-tiba pada bulan Juli-Agustus itu terjadi lonjakan,

Kita keluar terus (operasi) sementara produksinya sudah bukan masa panen, kita menyerap sudah tidak ada,

Tapi kita keluarkan terus, dari yang rata-rata per bulan 30 ribu ton, mendadak rata-rata per bulan jadi 180 ribu ton,” katanya.

Sehingga waktu itu dilakukan rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, solusinya pada akhirnya impor karena stok CBP kurang dan akhirnya didatangkan sebagian dari impor.

“Yang diputus pada saat itu 500 ribu ton, dari dalam negeri kita hanya dapat 85 ribu ton. Nah sekarang ditopang dengan beras impor,” kata Buwas.

 

Editor : Isal

Berita Terkait

Senator Aceh “Semprot” Menteri Keuangan soal Ketimpangan Fiskal yang Membelit
CEO BPI Danantara Bongkar Rekayasa “Makeup” Laporan Keuangan di Sejumlah BUMN
Mengintip 15 Kas Pemda dengan Dana Triliunan Mengendap, Modus Bunga Deposito?
Purbaya Tolak APBN Jadi “Tumbal” Utang Proyek Kereta Cepat Warisan Jokowi
Modal Asing Kabur Rp14,24 Triliun Usai Prabowo Ganti Menkeu Sri Mulyani
IHSG Terjun Bebas Usai Sri Mulyani Tersingkir dari Kabinet Merah Putih Prabowo
Utang Pemerintah Tembus Rp9.107 Triliun, Sri Mulyani Gagal Kelola Fiskal
BBCA Nyungsep Rp225 Disapu “Tsunami”, Isu Patgulipat Akuisisi Djarum Group

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 09:47 WITA

Senator Aceh “Semprot” Menteri Keuangan soal Ketimpangan Fiskal yang Membelit

Minggu, 26 Oktober 2025 - 10:36 WITA

CEO BPI Danantara Bongkar Rekayasa “Makeup” Laporan Keuangan di Sejumlah BUMN

Rabu, 22 Oktober 2025 - 22:34 WITA

Mengintip 15 Kas Pemda dengan Dana Triliunan Mengendap, Modus Bunga Deposito?

Senin, 13 Oktober 2025 - 22:26 WITA

Purbaya Tolak APBN Jadi “Tumbal” Utang Proyek Kereta Cepat Warisan Jokowi

Sabtu, 13 September 2025 - 13:07 WITA

Modal Asing Kabur Rp14,24 Triliun Usai Prabowo Ganti Menkeu Sri Mulyani

Berita Terbaru