Zonafaktualnews.com – Kasus peredaran uang palsu yang diduga didalangi oleh pengusaha sekaligus politikus Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dan komplotannya mulai memberikan dampak nyata di tengah masyarakat Sulawesi Selatan.
Uang palsu hasil dari aksi ilegal tersebut diduga telah menyebar luas, menimbulkan keresahan dan kekhawatiran yang semakin meluas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pada Minggu (22/12/2024), sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang wanita asal Makassar menjadi korban peredaran uang palsu.
Dalam video tersebut, wanita itu terlihat menangis sambil menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dengan total Rp300.000 yang ia dapatkan setelah menarik uang untuk membeli obat bagi orang tuanya.
“Saya datang narik uang untuk beli obat bapak saya, malah palsu semua,” ujar wanita tersebut dengan isak tangis, sambil memperlihatkan uang yang diduga palsu kepada kamera.
Kasus serupa juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Pada Minggu (22/12/2024), ditemukan uang palsu di dalam pundi persembahan jemaat Muria Tondon.
Seorang pria yang merekam kejadian tersebut memberikan peringatan kepada masyarakat.
“Hati-hati di Toraja sudah ada beredar uang palsu,” ujarnya dalam video yang juga viral di media sosial.
Seperti diketahui, pengusaha sekaligus politikus, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) diduga menjadi dalang di balik sindikat uang palsu yang beroperasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, mengungkapkan bahwa Annar Salahuddin Sampetoding memiliki peran sentral sebagai penyokong dana untuk pembelian bahan baku uang palsu.
Bahan baku tersebut, termasuk kertas konstruk dan tinta, dibeli dari importir dan pasar daring.
“Bahan baku ini didapatkan melalui importir bernama Reza,” ujar Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, Kamis (19/12/2024).
Penggerebekan terhadap rumah Annar Sampetoding pada awal Desember 2024 mengungkap banyak fakta mengejutkan.
Polisi menemukan mesin cetak uang palsu yang sebelumnya dipindahkan ke kampus UIN Alauddin Makassar tanpa sepengetahuan pihak kampus. Mesin tersebut diletakkan di ruang tersembunyi di gedung perpustakaan.
Annar Sampetoding yang sebelumnya dikenal sebagai politisi Partai Keadilan Sejahtera dan pengusaha ternama Sulawesi Selatan, kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Dugaan keterlibatan Annar semakin mencengangkan setelah ditemukan proposal pendanaan Pilkada Barru yang memuat namanya sebagai salah satu inisiator.
Skandal ini juga menyeret nama Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UINAM, yang diduga membantu menyembunyikan mesin cetak uang palsu di kampus.
Polisi menyatakan bahwa sindikat ini telah beroperasi secara terstruktur sejak 2010, dengan bahan baku dan mesin cetak dipesan langsung dari China senilai Rp600 juta.
Sebelumnya, sebanyak 17 tersangka yang terlibat dalam sindikat peredaran uang palsu di Kampus UIN Makassar berhasil diamankan. Pengungkapan ini dipimpin langsung oleh Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan, dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis, 19 Desember 2024, di Mako Polres Gowa.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda didampingi oleh Kapolres Gowa AKBP Reonald TS Simanjuntak dan pejabat lainnya, termasuk Bupati Gowa, Kepala Bank Indonesia Sulsel, serta Deputi Kepala BI Sulsel.
Kasus ini terungkap setelah penyidik Polres Gowa mendapatkan informasi dari masyarakat mengenai peredaran uang palsu di sekitar Gowa dan Makassar.
Pada 26 November 2024, polisi berhasil mengidentifikasi salah satu pelaku utama yang berinisial AI, seorang Kepala Staf di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, yang diduga sebagai pemasok uang palsu pecahan Rp100.000,-.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa AI mendapatkan uang palsu tersebut dari MS, yang mencetak uang palsu di rumahnya di Makassar.
MS, yang membeli bahan baku untuk uang palsu melalui importir dan media online, turut diamankan bersama 16 pelaku lainnya.
Dari hasil penggeledahan di berbagai lokasi, termasuk rumah MS dan Perpustakaan UIN Alauddin, polisi berhasil menyita 98 barang bukti yang digunakan dalam proses pembuatan uang palsu.
(Id Amor)
Follow Berita Zona Faktual News di Google News