Zonafaktualnews.com – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tidak menjadi perhatian utama bagi negaranya.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis melalui kantor berita IRNA, Jumat (8/11/2024), Pezeshkian menekankan bahwa Iran akan tetap fokus pada kekuatan internal dan prioritas hubungan regional.
“Bagi kami, tidak masalah sama sekali siapa yang memenangkan pilpres AS, karena negara dan sistem kami bergantung pada kekuatan batinnya dan bangsa yang besar serta terhormat,” ujar Pezeshkian.
Pernyataan ini menegaskan sikap Iran yang tidak terpengaruh oleh dinamika politik di Washington. Pezeshkian juga menyebutkan bahwa Iran tetap terbuka untuk mengembangkan hubungan dengan berbagai negara, terutama negara-negara Islam dan tetangga.
Namun, hubungan Iran dengan Amerika Serikat tetap berada dalam bayang-bayang larangan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Hingga kini, Khamenei masih melarang pembicaraan langsung dengan AS, mencerminkan ketegangan panjang antara kedua negara sejak keluarnya AS dari kesepakatan nuklir pada 2018.
Kekhawatiran atas Trump
Meski menyatakan ketidakpedulian terhadap hasil pilpres, ada kekhawatiran di kalangan pemimpin Iran terkait potensi kebijakan Donald Trump jika kembali menjabat.
Beberapa hal yang menjadi sorotan adalah kemungkinan peningkatan sanksi terhadap Iran, dukungan lebih besar kepada Israel, hingga serangan terhadap situs nuklir Iran.
Namun, pengamat internasional juga berpendapat bahwa Trump mungkin akan lebih berhati-hati untuk menghindari eskalasi menuju perang terbuka.
Fokus pada Hubungan Regional
Di tengah ketegangan geopolitik, Iran menyatakan akan memprioritaskan pengembangan hubungan dengan negara-negara Islam dan tetangga, sebagai bagian dari strategi memperkuat ekonomi dan politik di kawasan.
“Kami tidak akan berpikiran tertutup dalam mengembangkan hubungan dengan negara lain,” tambah Pezeshkian, menekankan fokus Iran pada kemandirian dan pembangunan internal di tengah sanksi ekonomi yang masih berlangsung.
Latar Belakang Konflik
Ketegangan antara Iran dan AS memuncak sejak pemerintahan Trump keluar dari kesepakatan nuklir tahun 2015 yang melibatkan enam negara besar dunia.
Langkah tersebut diikuti dengan sanksi ekonomi yang melumpuhkan industri minyak Iran.
Meski demikian, Teheran tetap menegaskan posisinya sebagai negara yang tidak akan tunduk pada tekanan internasional.
Seperti yang disampaikan oleh Pezeshkian, Iran tidak bergantung pada hasil politik negara lain dalam menentukan arah kebijakannya.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News