Heboh! ID Card Preman Pemalak Sopir Pete-pete Disorot, Netizen: Apa Kira-kira Tulisannya?

Sabtu, 5 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Kolase: Seorang preman menunjukkan kartu identitasnya, yang setelah diperiksa ternyata bukan ID resmi, melainkan hanya kartu peserta Muscabclub DPC Organda Makassar.

Foto Kolase: Seorang preman menunjukkan kartu identitasnya, yang setelah diperiksa ternyata bukan ID resmi, melainkan hanya kartu peserta Muscabclub DPC Organda Makassar.

Zonafaktualnews.com – Aksi sekelompok preman yang diduga menjalankan pungutan liar (pungli) dengan dalih ‘pajak jalanan’ kepada sopir angkot pete-pete di Makassar viral di media sosial, Sabtu (5/4/2025).

Dalam video yang diunggah akun Instagram @teropongmakassar, terlihat salah satu preman mengenakan ID card yang tergantung di lehernya.

Hal tersebut memancing reaksi netizen yang penasaran dengan tulisan pada ID card tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Id card leher itu apa kira-kira tulisannya?” tanya akun @ucu_alauddin.

Komentar tersebut langsung dibalas dengan guyonan oleh netizen lainnya.

“@ucu_alauddin menteri dalam negeri hahaha,” timpal akun @purnamarudiyanto.

“@purnamarudiyanto, salah. Yang bener tulisannya (Kementerian Pete-pete). Susunan kabinet baru itu, khusus wilayah Perintis dan sekitarnya aja,” sahut akun @ami_narasati.

Meski bernada candaan, aksi para preman ini menuai kecaman karena mereka tidak memiliki izin operasional dalam pengelolaan transportasi umum.

Kartu identitas yang ditunjukkan pun bukanlah ID resmi, melainkan ID peserta kegiatan Muscabclub DPC Organda Makassar, dengan inisial pemilik AI.

Netizen pun mendesak agar praktik pungli ini segera diungkap dan dalang di baliknya diproses secara hukum.

Netizen juga berharap Wali Kota Makassar yang baru bersama pihak kepolisian turun tangan menangani kasus ini.

“Laporan dari para sopir pete-pete jangan sampai mangkrak. Ini harus segera ditindaklanjuti,” ujar salah satu komentar netizen lainnya.

Diberitakan sebelumnya, pungutan liar (pungli) terhadap sopir pete-pete di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, terus terjadi.

Seolah tak tersentuh hukum, aksi ini terus berjalan meski telah dikeluhkan para sopir.

Ironisnya, para preman yang melakukan pungli justru berdalih bahwa mereka hanya menjalankan atas perintah Ketua Organda Makassar.

Hal ini terungkap saat salah satu preman mengaku bahwa pungutan tersebut bukan atas inisiatif mereka sendiri.

“Saya minta maaf sebelumnya. Terkait pungutan di pete-pete, itu hanya persetujuan saya dan teman. Tidak pernah kami paksa sopir bayar. Masalah izin operasional ada dari Ketua Organda Kota Makassar,” ujar seorang preman kepada media ini.

Namun, kesaksian tersebut bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Para sopir yang menolak membayar pungli justru mendapat ancaman dan intimidasi.

“Kalau kau tidak bayar, panggil bosmu dan suruh dia datang ke sini. Mobilmu parkir dulu di sini!” bentak seorang preman sembari menepuk kap mobil seorang sopir yang berusaha menghindari setoran ilegal.

Modus pungli ini pun berjalan sistematis. Setiap hari, sekitar 300 angkot dipalak Rp5.000 per unit—tanpa kuitansi dan tanpa aturan yang jelas.

Jika dihitung, uang haram ini mencapai Rp45 juta per bulan! Jumlah yang fantastis, namun bukan untuk kesejahteraan sopir, melainkan masuk ke kantong pribadi para pemalak.

Sopir Pete-pete Dipalak! Pungli Jalan Terus, Preman Salahkan Ketua Organda Makassar?
Foto Drone: Tampak jelas aksi preman saat memalak sopir pete-pete di tengah lalu lintas.

Tak tahan dengan perlakuan ini, beberapa sopir akhirnya melapor ke polisi.

Laporan resmi telah dibuat dengan Nomor STPL/229/2024/Res 1.8/Reskrim dan Laporan Informasi LI/229/VII/Res.1.24/2024/Reskrim pada 22 Agustus 2024. Namun, hingga kini, tak ada tindakan tegas dari kepolisian.

Lebih mencengangkan, salah satu preman mengklaim pungutan ini sah karena telah mendapat ‘persetujuan’ dari para sopir melalui tanda tangan.

“Ada seratus sopir yang tanda tangan setuju masalah ini, Pak,” ujarnya dengan penuh percaya diri.

Lebih parahnya lagi, salah satu preman secara terang-terangan mengakui bahwa seluruh setoran haram tersebut masuk ke kantong pribadinya.

“Uang ini untuk saya, tidak ada yang lain,” katanya tanpa rasa bersalah.

Yang lebih mengkhawatirkan, praktik pungli ini diduga melibatkan oknum aparat yang turut menikmati setoran ilegal tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih bungkam. Ketua Organda Kota Makassar? Tak ada pernyataan, tak ada tanggapan.

(Id Amor)
Follow Berita Zona Faktual News di Google News

Berita Terkait

Dulu Politisi, Kini Penjual Es Batu, Karier Wahyudin Hancur Gegara Ucap Rampok Uang Negara
Istri ke-7 Soekarno Tutup Usia, Misteri Surat Wasiat dan Deretan Istri Kembali Terungkap
Sekelas Silfester Saja Tak Mampu Eksekusi, Kejaksaan Jangan Mimpi Buru Riza Chalid
Tak Terima Mantan Nikah Lagi, Pria di Pacitan Bantai Satu Keluarga, 1 Tewas 4 Luka
Ojol di Pontianak Babak Belur, Oknum TNI Akui Salah: “Saya Menyesal”
Ojol di Pontianak Babak Belur Disikut Oknum TNI, Hidung Patah dan Mata Bengkak
Misteri Kematian Brigadir Esco Terungkap, Istri Jadi Tersangka
Disebut Tengah Hamil, Wanita Diduga “Hugel” Wahyudin Dituding Sebar Video

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 20:50 WITA

Dulu Politisi, Kini Penjual Es Batu, Karier Wahyudin Hancur Gegara Ucap Rampok Uang Negara

Senin, 22 September 2025 - 19:17 WITA

Istri ke-7 Soekarno Tutup Usia, Misteri Surat Wasiat dan Deretan Istri Kembali Terungkap

Senin, 22 September 2025 - 00:56 WITA

Sekelas Silfester Saja Tak Mampu Eksekusi, Kejaksaan Jangan Mimpi Buru Riza Chalid

Senin, 22 September 2025 - 00:09 WITA

Tak Terima Mantan Nikah Lagi, Pria di Pacitan Bantai Satu Keluarga, 1 Tewas 4 Luka

Minggu, 21 September 2025 - 19:15 WITA

Ojol di Pontianak Babak Belur, Oknum TNI Akui Salah: “Saya Menyesal”

Berita Terbaru