Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi momen untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara spiritual maupun fisik.
Namun, banyak orang justru menganggap bulan Ramadan sebagai waktu untuk lebih banyak beristirahat, bahkan tidur berlebihan. Padahal, kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Istilah “tidur adalah ibadah” memang kerap terdengar selama Ramadan. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, tidur justru dapat menimbulkan berbagai efek negatif bagi tubuh.
Tidur lebih dari 9 jam dalam sehari, terutama saat berpuasa, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang mungkin tidak disadari.
Berikut enam dampak buruk tidur berlebihan saat puasa yang perlu diwaspadai:
- Tubuh Terasa Lemas dan Tidak Bertenaga
Banyak orang mengira tidur lebih lama bisa membuat tubuh lebih segar. Nyatanya, tidur berlebihan justru membuat tubuh lebih pasif dan kurang bertenaga.
Otot-otot tubuh menjadi kurang aktif, sehingga metabolisme pun melambat. Akibatnya, seseorang lebih mudah merasa lemas, terutama saat menjelang siang hingga sore hari, yang seharusnya bisa digunakan untuk beraktivitas produktif.
- Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Tidur yang cukup memang penting untuk menjaga sistem imun, tetapi tidur berlebihan justru berdampak sebaliknya.
Kurangnya aktivitas akibat terlalu banyak tidur dapat menurunkan kekebalan tubuh, sehingga lebih rentan terserang penyakit seperti flu, batuk, atau gangguan pencernaan seperti diare.
Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif selama berpuasa agar daya tahan tubuh tetap optimal.
- Menurunkan Fungsi Kognitif Otak
Tidur memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan otak. Saat tidur, otak membersihkan zat-zat sisa metabolisme dan memproses informasi.
Namun, jika seseorang tidur lebih dari 9 jam, justru bisa berdampak negatif pada fungsi otak.
Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang berlebihan dapat menurunkan kemampuan kognitif dan daya ingat, sehingga membuat seseorang lebih sulit berkonsentrasi dalam beraktivitas sehari-hari.
- Meningkatkan Risiko Obesitas
Kurangnya aktivitas akibat tidur berlebihan dapat menyebabkan metabolisme tubuh melambat, sehingga tubuh lebih mudah menyimpan lemak.
Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa memicu kenaikan berat badan secara perlahan dan meningkatkan risiko obesitas.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga berisiko menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan hati dan penyakit metabolik.
- Meningkatkan Risiko Depresi
Tidur yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Studi menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih dari 10 jam sehari cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk.
Hal ini disebabkan oleh perubahan pola tidur yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang mengatur suasana hati.
- Berisiko Menyebabkan Penyakit Jantung
Tidur berlebihan juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sebuah penelitian yang dikutip dari Medical News Today menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih dari 9 jam per hari memiliki risiko 34% lebih tinggi terkena penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidur dalam durasi normal (6-8 jam).
Selain itu, tidur terlalu lama juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko angina atau nyeri dada akibat kurangnya aliran darah ke jantung.
Tidur yang cukup selama 6-8 jam per hari adalah durasi ideal untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama saat menjalankan ibadah puasa.
Tidur berlebihan justru dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari rasa lemas, menurunnya daya tahan tubuh, gangguan fungsi otak, hingga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti obesitas dan gangguan jantung.
Oleh karena itu, pastikan tetap aktif selama Ramadan dan manfaatkan waktu dengan baik agar puasa semakin berkah dan bermanfaat bagi kesehatan.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News