Zonafaktualnews.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Moh Mukri, menyatakan kekecewaannya terkait penyalahgunaan dan pelecehan terhadap logo NU di media sosial.
Logo tersebut dipelesetkan menjadi Ulama Nambang dengan mengganti ornamen bintang sembilan dengan simbol rupiah dan dolar Amerika Serikat.
“Tindakan ini sungguh tidak etis dan tidak pantas,” ujar Mukri pada Jumat (21/6/2024).
“Orang yang melakukan ini jelas tidak menghormati NU dan kontribusinya bagi bangsa.” sambungnya
Mukri menegaskan bahwa NU tidak akan terpengaruh oleh kritik-kritik yang tidak berdasar.
Ia juga menyoroti kemungkinan bahwa pihak yang melakukan pelecehan logo ini mungkin merasa iri dengan izin tambang yang diberikan kepada NU.
“Orang-orang itu mungkin jealous karena NU menerima izin tambang. Mereka tidak ingin NU menjadi ormas yang kuat dan mandiri,” tambah Mukri.
Meskipun demikian, Mukri tetap optimis bahwa izin tambang yang diberikan kepada NU akan membawa banyak manfaat bagi anggotanya di masa mendatang.
Ia mengingatkan bahwa NU telah memberikan banyak kontribusi penting bagi Indonesia sejak sebelum kemerdekaan.
“NU selalu bekerja untuk kebaikan negara ini. Izin tambang ini adalah salah satu cara kami untuk memastikan kesejahteraan anggota kami dan kontribusi kami terhadap pembangunan nasional,” jelasnya.
Menanggapi apakah NU akan mengambil langkah hukum terhadap pelaku pelecehan logo, Mukri mengatakan bahwa PBNU belum mengambil keputusan.
Namun, ia menekankan bahwa NU sering kali menerima kritik ketika mengambil sikap yang berbeda dari pihak lain.
“Keputusan NU sering kali baru diakui visioner di kemudian hari. Kami terbuka untuk kritik, tetapi kami menolak narasi kebencian,” tegas Mukri.
Seperti diketahui, logo NU yang telah dipelesetkan menjadi viral di media sosial. Dalam logo tersebut, ornamen bintang sembilan diganti dengan simbol rupiah dan dolar, serta disertai tulisan Ulama Nambang.
Hal ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama para anggota NU yang merasa identitas dan integritas organisasinya dilecehkan.
Dengan demikian, Mukri meminta semua pihak untuk menjaga etika dalam berpendapat dan tidak merendahkan simbol-simbol yang memiliki nilai penting bagi kelompok tertentu.
“Kita harus belajar untuk menghormati perbedaan dan tidak menyebarkan kebencian,” tutup Mukri.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News