Zonafaktualnews.com – Sebuah surat terbuka dari seorang guru SDN di Makassar menghebohkan publik usai viral di berbagai media sosial.
Surat yang ditujukan kepada Wali Kota Makassar itu berisi curahan hati mendalam tentang kondisi memprihatinkan di lingkungan sekolahnya.
Dalam surat bertanggal 16 Mei 2025 tersebut, guru perempuan itu menuliskan dengan jujur dan emosional bagaimana ia dan rekan-rekannya harus bertahan di tengah situasi yang disebutnya sebagai “medan perang batin”.
Ia menggambarkan perubahan suasana sekolah sejak pergantian kepala sekolah, yang kini dijabat oleh Sultan Abadi sebagai Pelaksana Harian.
Menurutnya, sejak pergantian itu, suasana pendidikan berubah drastis, bukan menjadi lebih baik, melainkan penuh tekanan dan ketidakjelasan.
Ia menyebut dugaan penyelewengan dana BOS hampir Rp100 juta yang tak pernah dijelaskan penggunaannya.
Ketika guru-guru bertanya, mereka justru mendapat intimidasi dan perlakuan tidak menyenangkan.
Dalam suratnya, ia juga mengungkap bahwa guru hanya diberikan alat tulis sangat terbatas untuk jangka waktu enam bulan, dan sering kali harus merogoh kocek sendiri demi kebutuhan pembelajaran.
Guru itu menuliskan bagaimana ruang guru yang dulunya penuh gelak tawa kini berubah menjadi tempat sunyi penuh ketakutan.
Tidak ada lagi semangat kebersamaan, hanya bisik-bisik takut dan rasa tidak aman.
Ia meminta Wali Kota untuk turun tangan, mengirimkan tim, dan menyelamatkan masa depan anak-anak serta martabat para guru.
Surat yang ditutup dengan kalimat menyentuh, “Saya menulis dengan tangan bergetar. Tapi hati saya masih punya nyala kecil… bahwa Bapak akan peduli,” menjadi viral dan menyentuh hati banyak orang, terutama para pendidik di berbagai penjuru kota.
Menanggapi viralnya surat tersebut, anggota DPRD Kota Makassar dari Komisi D, Ari Ashari Ilham, menyatakan bahwa pihaknya akan segera memanggil Kepala Sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.
“Segera kami panggil kepseknya, dengan Kadis Pendidikan, untuk memberikan penjelasan terkait hal ini. Sekaligus kami akan tanyakan alasan penggantian kepala sekolah sebelumnya,” ujarnya saat dimintai tanggapan, Sabtu (17/5/2025).
Ari menegaskan bahwa Komisi D tidak akan membiarkan persoalan ini berlalu begitu saja.
Ia menyebut bahwa isi surat tersebut harus ditindaklanjuti dengan serius agar dunia pendidikan di Makassar tidak rusak oleh praktik kepemimpinan yang buruk.
(RL/ID)
Follow Berita Zona Faktual News di TikTok