Zonafaktualnews.com – Konflik berdarah di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, tampaknya tak pernah menemukan titik damai.
Sejak 1989, bentrokan antar kelompok pemuda di wilayah ini terus berulang, menelan korban, dan merusak fasilitas warga.
Camat Tallo, Ramli Lallo, menyebut kekerasan ini telah berlangsung selama 36 tahun, berulang dari generasi ke generasi.
“Kami sudah beberapa kali memediasi, menghadirkan tokoh masyarakat dan polisi, tapi bentrokan selalu pecah lagi,” kata Ramli.
Bahkan upaya damai pada 22 September 2025 malam, yang mempertemukan warga Kelurahan Bunga Ejaya Baru dan Lembo, hanya bertahan beberapa jam sebelum bentrokan kembali meletus.
Menurut Ramli, aparat sering berjaga malam hari, namun menjelang subuh, saat pengawasan longgar, kelompok pemuda kembali bertikai.
“Tidak bisa diprediksi kapan pecah. Kadang habis damai, subuhnya sudah bakar motor lagi. Kemarin, yang motornya ojol itu kasihan,” ungkapnya.
Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi, menambahkan bahwa perang ini memiliki akar sejarah panjang.
Kelompok pemuda masih memelihara dendam lama yang diwariskan dari generasi sebelumnya.
“Masyarakat sekitar bilang dendam lama, tapi penyebab pastinya kami masih dalami,” jelasnya.
Meski ada isu dugaan keterlibatan kartel narkoba, Syamsuardi menegaskan pihaknya belum bisa berspekulasi.

Sementara itu, Kombes Pol Arya Perdana menyoroti bahwa bentrokan kini melibatkan anak-anak di bawah umur, bahkan ada yang baru 12 hingga 14 tahun.
Anak-anak tersebut tak hanya membawa panah busur dan senapan angin, tetapi juga bom molotov dan petasan berdaya ledak tinggi.
“Dendam lama diwariskan, sehingga tawuran selalu terulang. Anak-anak pun terlibat, dan senjata mereka bukan main-main,” ujar Arya.
Polrestabes Makassar menduga bentrokan ini tidak sepenuhnya spontan.
“Ada indikasi pihak tertentu mengorganisir dan membiayai aksi tersebut. Petasan berdaya ledak tinggi saja harganya bisa mencapai Rp1 juta per buah, dan dalam semalam bisa ditembakkan sampai 20 kali,” jelas Arya.
Kondisi diperparah oleh warga yang menonton tawuran, termasuk anak-anak.
“Kalau masyarakat menonton, itu sama saja memberi dukungan. Tawuran jadi seperti tontonan,” keluhnya.
Meski demikian, polisi kini memetakan provokator dan menyiagakan puluhan personel di titik rawan untuk menekan kekerasan.
Perang antar kelompok kembali pecah pada Selasa, 23 September 2025. Empat rumah dan satu mobil dibakar, sementara empat orang dilaporkan terkena anak panah.
Selama sepekan terakhir, enam kelompok pemuda saling serang hampir setiap hari. Siang hari terlihat damai, tapi subuh hingga dini hari, konflik selalu meletus di lorong-lorong yang sudah dikenal warga Makassar, seperti Jalan Tinumbu Lorong 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, dan Jalan Layang.
Polisi menegaskan akan bertindak tegas untuk mencegah anak-anak diperalat dan memastikan kekerasan ini tidak terus berulang.
Jejak perang berdarah di Tallo tampaknya masih membekas, meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat setempat.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di TikTok





















