Zonafaktualnews.com – Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menutup sesi utama Town Hall Meeting Danantara dari peliputan media mengejutkan banyak pihak.
Momen yang paling dinanti—yakni arahan langsung dari Presiden—justru digelar secara tertutup.
Para wartawan yang sebelumnya hadir secara resmi atas undangan dari Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden, tiba-tiba diminta keluar dari ruangan tanpa penjelasan rinci.
“Karena satu dan lain hal, teman-teman media diminta keluar dari ruangan,” ucap pembawa acara dari atas panggung, sesaat sebelum Prabowo naik ke podium.
Wartawan digiring ke ruangan kosong di luar aula utama JCC Senayan dan dilarang kembali masuk. Bahkan, jika mereka mencoba keluar dari ruang isolasi tersebut, panitia mengancam akan mencabut seluruh akses peliputan mereka.
Setelah acara selesai, Prabowo akhirnya buka suara soal alasan di balik penutupan mendadak tersebut.
“Ya, tertutup karena saya banyak negur juga direksi-direksi,” ujar Presiden Prabowo saat ditanya wartawan, Senin (28/4/2025).
Prabowo menambahkan, menurutnya tidak pantas menegur pejabat BUMN di hadapan media.
“Kan enggak enak kalau ditegur depan kalian,” lanjutnya singkat.
Acara Town Hall tersebut sebelumnya diawali dengan sambutan dari Kepala Danantara, Rosan Roeslani, dilanjutkan pemutaran video capaian 180 hari pertama Kabinet Merah Putih. Namun sesi utama yang melibatkan Prabowo justru menjadi yang paling tertutup.
Keputusan ini pun menuai tanda tanya. Di tengah tuntutan transparansi publik terhadap pemerintahan baru, langkah Prabowo menghalangi liputan media justru menimbulkan kesan tertutup dan eksklusif.
Apakah menegur pejabat negara memang harus disembunyikan dari rakyat? Pertanyaan itu kini ramai diperbincangkan.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News