LK.Ara, Sang Penyair Dataran Tinggi Gayo ‘Suara dari Anak Gunung’

Jumat, 25 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyerahan buku antologi puisi Didong dan Tari Guel dari Gayo Aceh dari LK.Ara kepada Prof. Rahmat Salam, Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah. Penyerahan ini disaksikan oleh Moctavianus Masheka (Bung Octa), Ketua TISi, dan MC. Swary Utami Dewi. (Foto: Lasman Simanjuntak)

Penyerahan buku antologi puisi Didong dan Tari Guel dari Gayo Aceh dari LK.Ara kepada Prof. Rahmat Salam, Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah. Penyerahan ini disaksikan oleh Moctavianus Masheka (Bung Octa), Ketua TISi, dan MC. Swary Utami Dewi. (Foto: Lasman Simanjuntak)

Zonafaktualnews.com – Buku antologi puisi LK. Ara berjudul “Didong dan Tari Guel dari Gayo Aceh” bukan merupakan referensi akademis, tetapi buku sastra ini adalah filosofis yang ditulis dalam bentuk puisi.

“Seperti sudah saya katakan di awal pembukaan diskusi tadi, kenapa para ulama-ulama dulu ternyata juga menulis ungkapan hatinya melalui karya puisi. Rupanya ini rahasianya, karena bahasa tertinggi ada dalam bentuk karya puisi,” ujar moderator Fikar W. Eda (jurnalis dan penyair), bersama narasumber Prof. Dr. Wildan, M.Pd (Rektor ISBI Aceh), dan Miko Pegayon (praktisi Didong Jakarta) dengan MC Swary Utami Dewi.

Hal tersebut dikatakannya ketika menutup acara peluncuran dan diskusi antologi puisi ke-15 “Didong dan Tari Guel dari Gayo Aceh” karya LK. Ara, dengan tema LK. Ara, Maestro Seni Sastra Gayo “Suara dari Anak Gunung”, di Aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB. Jassin, Lantai 4 Gedung Panjang Ali Sadikin, di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM), Kamis sore (24/7/2025).

“Seperti yang juga telah dikatakan Prof. Wildan tadi, bahwa semua kalimat dalam puisi-puisi di buku ini penuh dengan metafor-metafor yang bisa kita nikmati dari hati ke hati,” kata Fikar W. Eda seraya menambahkan buku ini hanya dicetak terbatas (50 eksemplar), mudah-mudahan ke depan terus berkembang dan bertambah.

Sedangkan Moctavianus Masheka—Bung Octa—Ketua Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) selaku penyelenggara acara tersebut mengatakan, LK. Ara adalah penyair tiga zaman (Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi).

BACA JUGA :  80 Tahun Merdeka, Penyair Soroti “PR” Besar Menuju Indonesia Emas 2045

Penyair dari tanah Gayo ini sudah lama bermukim di Jakarta, namun pada hari tuanya kembali ke kampung halaman, tanah Gayo, Aceh.

LK. Ara layak dianggap sebagai Maestro Seni Sastra Gayo. Dalam usia 88 tahun, ia tetap produktif menulis.

“Dari diskusi tersebut kelihatan bahwa substansi atau ‘roh’ atau filosofi Gayo ada dalam karya puisi LK. Ara. Mempelajari puisi-puisinya adalah mempelajari metafor-metafor dari tanah Gayo. Ini sangat menarik,” kata Bung Octa, yang juga adalah seorang penyair dan sastrawan.

Ditambahkannya, bahwa TISI adalah “rumah” bagi para sastrawan—khususnya dari luar daerah—untuk mempromosikan karya-karyanya dalam acara peluncuran dan diskusi buku sastra tersebut.

“TISI sudah pernah menyelenggarakan peluncuran dan diskusi buku antologi puisi karya Syarifuddin Arifin, penyair dari Padang, Sumatera Barat; Ewith Bahar, penyair dari Kota Jakarta; Endut Ahadiat, penyair dari Padang, Sumatera Barat; dan yang keempat ini TISI menyelenggarakan diskusi dan peluncuran buku antologi puisi karya LK. Ara,” kilahnya.

BACA JUGA :  80 Tahun Merdeka, Penyair Soroti “PR” Besar Menuju Indonesia Emas 2045

Narasumber diskusi—mewakili generasi milenial—Miko Pegayon (29 tahun) adalah seorang anak muda praktisi Didong di Jakarta.

“Saya bangga dan terharu bisa hadir pada acara yang banyak dihadiri para tokoh seniman besar, budayawan, penyair, dan sastrawan nasional. Saya memang bercita-cita kelak suatu saat syair dan tarian tradisi Didong dari dataran tinggi Gayo bisa masuk dalam kurikulum pendidikan ekskul di sekolah-sekolah,” pinta Miko, yang sehari-harinya membuka usaha kafe kopi produk tanah Gayo ini di kawasan Cipayung TMII, Jakarta Timur.

Berita Terkait

Forbina Minta Pemerintah Terapkan Kebijakan Bagi Hasil Sawit di Luar Pajak dan CSR
JK Ngamuk! Lahan 16,4 Hektare Miliknya di Makassar Dirampok Mafia Tanah
Senator Aceh “Semprot” Menteri Keuangan soal Ketimpangan Fiskal yang Membelit
Walhi Soroti Ketertutupan Medco, Dana CSR di Aceh Timur Diduga Tak Tepat Sasaran
ASN di Jeneponto Ribut dengan Polisi di Tempat Karaoke, Gara-gara LC dan Miras
Supermoon Terbesar 2025 Terjadi Malam Ini, Disusul Kilatan Meteor di Langit Nusantara
Objek Misterius 3I/Atlas Bikin Heboh, Ramalan Baba Vanga Soal Alien Kembali Disorot
4 Hari Hilang, Bilqis di Makassar Terekam CCTV Bersama Perempuan Rambut Pirang

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 20:57 WITA

Forbina Minta Pemerintah Terapkan Kebijakan Bagi Hasil Sawit di Luar Pajak dan CSR

Kamis, 6 November 2025 - 11:12 WITA

JK Ngamuk! Lahan 16,4 Hektare Miliknya di Makassar Dirampok Mafia Tanah

Kamis, 6 November 2025 - 09:47 WITA

Senator Aceh “Semprot” Menteri Keuangan soal Ketimpangan Fiskal yang Membelit

Rabu, 5 November 2025 - 22:17 WITA

Walhi Soroti Ketertutupan Medco, Dana CSR di Aceh Timur Diduga Tak Tepat Sasaran

Rabu, 5 November 2025 - 21:42 WITA

ASN di Jeneponto Ribut dengan Polisi di Tempat Karaoke, Gara-gara LC dan Miras

Berita Terbaru