Zonafaktualnews.com – Ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin memanas setelah Iran mengerahkan seluruh kekuatan militernya untuk menghadapi potensi serangan dari Amerika Serikat (AS).
Laporan Reuters yang dikutip pada Selasa (8/4/2025) menyebutkan bahwa Iran telah menempatkan angkatan bersenjatanya dalam status siaga tinggi, serta memperingatkan negara-negara tetangga yang menjadi lokasi pangkalan militer AS agar tidak terlibat dalam konflik.
Langkah ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang mendesak pembicaraan langsung guna membahas program nuklir Teheran.
Namun, Trump juga mengancam akan meluncurkan kampanye pengeboman jika kesepakatan baru tidak tercapai.
Iran dengan tegas menolak usulan negosiasi tersebut. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut tawaran itu tidak tulus dan penuh tekanan.
“Jika memang ingin berunding, lalu apa artinya ancaman bom?” ujar Araghchi, dikutip dari RT.
Menurut sumber Reuters, Teheran telah mengirimkan pemberitahuan resmi kepada Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan Bahrain.
Iran memperingatkan bahwa jika negara-negara tersebut mengizinkan militer AS menggunakan wilayah udara atau darat mereka untuk menyerang Iran, maka akan dianggap sebagai tindakan permusuhan yang serius.
“Konsekuensinya akan sangat berat bagi siapa pun yang membantu serangan terhadap Iran,” kata seorang pejabat Iran yang enggan disebutkan namanya.
Ia juga menyebut bahwa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei telah memerintahkan seluruh cabang militer, termasuk Garda Revolusi, untuk berada dalam kondisi siap tempur.
Sebagai latar belakang, pada 2015 Iran menandatangani perjanjian nuklir dengan kekuatan dunia yang dimediasi oleh PBB.
Kesepakatan itu membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional.
Namun, pada 2017, AS secara sepihak keluar dari perjanjian tersebut dan kembali memberlakukan sanksi dalam kampanye “tekanan maksimum.”
Meski situasi kian genting, Iran tetap membuka peluang negosiasi tidak langsung melalui Oman.
Seorang pejabat Iran mengatakan, jalur tersebut bisa digunakan untuk menguji keseriusan AS dalam mencari solusi damai, meski prosesnya dinilai akan rumit.
Di sisi lain, Komandan Tertinggi Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami, menegaskan bahwa Iran siap menghadapi segala bentuk konfrontasi militer.
“Kami siap untuk perang apa pun,” ujarnya.
Rusia pun angkat bicara terkait krisis ini. Moskow mengecam ancaman AS terhadap Iran dan menyerukan agar semua pihak menahan diri demi mencegah konflik berskala besar di kawasan.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News