Zonafaktualnews.com – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan ancaman terbuka terhadap Iran.
Trump mengultimatum Teheran dengan serangan bom besar-besaran jika negara itu tetap menolak negosiasi nuklir langsung dengan Washington.
Pernyataan itu langsung menuai respons keras dari Rusia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menegaskan bahwa ancaman serangan terhadap Iran tidak dapat diterima dan hanya akan memperburuk ketegangan global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ancaman untuk membombardir fasilitas nuklir Iran bisa membawa konsekuensi radiologis luas yang tak hanya berdampak pada Timur Tengah, tetapi juga dunia. Ini sama sekali tidak bisa diterima,” ujar Zakharova, dikutip dari Sputnik, Kamis (3/4/2025).
Moskow menegaskan bahwa pendekatan militer bukanlah solusi. Sebaliknya, Rusia mendorong jalur diplomasi untuk menyelesaikan kebuntuan yang terjadi sejak 2018, ketika Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dan kembali menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran.
Ancaman Trump terhadap Iran semakin memuncak setelah Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menolak perundingan nuklir tanpa kehadiran pihak ketiga sebagai penengah. Hal ini memicu reaksi dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
Wakil Kepala Urusan Politik IRGC, Jenderal Yadollah Javani, menegaskan bahwa setiap serangan terhadap fasilitas nuklir Iran akan dianggap sebagai legitimasi untuk meningkatkan level industri nuklir mereka ke arah militer.
“Jika ancaman ini benar-benar terwujud, Iran akan merevisi doktrin pertahanan dan mengubah esensi program nuklirnya. Makna perubahan ini sangat jelas,” kata Javani.
Iran juga menegaskan bahwa agresi dari pihak asing tidak akan menghentikan mereka, justru akan membawa industri nuklir negara itu ke tahap yang lebih maju.
Di tengah situasi yang semakin tegang, Rusia berupaya menahan eskalasi dan mengingatkan AS bahwa langkah militer hanya akan membawa dunia menuju ketidakstabilan yang lebih besar.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News





















