Zonafaktualnews.com – Hilangnya patung kerbau Saleko, simbol kebesaran dan kehormatan budaya Toraja, dari halaman Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulsel selama kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman, memicu kekecewaan masyarakat Toraja.
Patung yang menjadi saksi sejarah dan simbol budaya ini mendadak hilang tanpa penjelasan, menciptakan spekulasi mengenai komitmen pemerintah daerah terhadap pelestarian warisan budaya.
Patung kerbau Saleko bukan sekadar ornamen. Dalam budaya Toraja, kerbau Saleko melambangkan kemakmuran, kekuatan, dan status sosial. Dibangun sejak masa pemerintahan Gubernur Syahrul Yasin Limpo, patung ini menjadi kebanggaan masyarakat Toraja.
Bahkan, pada masa Gubernur Nurdin Abdullah, patung tersebut tetap dijaga. Namun, di era Andi Sudirman, ikon ini tiba-tiba hilang.
Politikus PDIP, Dan Pontasik, menyayangkan hilangnya patung yang telah menjadi bagian penting dari identitas Toraja.
Menurutnya, penghilangan patung tersebut menunjukkan kurangnya kepedulian terhadap budaya lokal.
“Patung kerbau Saleko bukan hanya benda mati. Ini adalah representasi jati diri dan kebanggaan masyarakat Toraja.
Hilangnya patung ini telah melukai perasaan mereka, dan tentu saja menimbulkan kekecewaan yang mendalam,” ujar Pontasik dalam sebuah kampanye di Tana Toraja, Senin (7/10/2024), saat mendampingi calon gubernur Danny Pomanto.
Pontasik berharap, jika Danny Pomanto terpilih, patung kerbau Saleko akan dikembalikan sebagai simbol penghormatan terhadap warisan budaya yang telah lama dijunjung tinggi oleh masyarakat Toraja.
Baginya, tindakan menghilangkan patung ini adalah bukti ketidakpedulian terhadap kekayaan budaya Sulawesi Selatan.
Tidak hanya berhenti di patung kerbau Saleko, kekhawatiran semakin meluas ketika laporan muncul bahwa patung Sultan Hasanuddin, salah satu pahlawan terbesar dari Sulawesi Selatan, juga telah dihilangkan dari halaman Rujab.
Langkah ini semakin memperburuk pandangan masyarakat tentang arah kebijakan Andi Sudirman terkait pelestarian simbol-simbol budaya yang memiliki nilai sejarah.
“Sulit dipercaya bahwa simbol-simbol budaya yang telah berdiri selama puluhan tahun bisa hilang begitu saja tanpa penjelasan,” tambah Pontasik.
“Ini adalah penghinaan terhadap warisan leluhur kita.” Sambungnya.
Hingga kini, Andi Sudirman belum memberikan tanggapan resmi terkait hilangnya simbol-simbol budaya tersebut.
Masyarakat, khususnya suku Toraja, terus mempertanyakan alasan di balik keputusan ini. Apakah ini bagian dari kebijakan resmi atau ada alasan lain yang belum terungkap?
Kendati demikian, masyarakat Sulawesi Selatan berharap ada langkah konkret yang diambil untuk mengembalikan patung kerbau Saleko dan simbol-simbol budaya lainnya, agar tetap lestari dan tidak tergerus oleh perubahan zaman.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News