Zonafaktualnews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa geram mengenai pakaian bekas impor yang kian marak belakangan ini.
Bahkan Jokowi sudah memerintahkan bawahannya untuk mengusut terkait dengan bisnis pakaian impor tersebut
“Sudah saya perintahkan untuk mencari betul dan sehari-dua hari sudah banyak yang ketemu. Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri,” kata Jokowi.
Jokowi menegaskan dampak bisnis impor pakaian bekas yang semakin marak di Indonesia terhadap industri lokal.
Menurutnya, bisnis tersebut sangat mengganggu industri dalam negeri dan bisa menjadi ancaman bagi perkembangan industri
Sebagai informasi, pakaian bekas impor, regulasinya sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022.
“Sangat mengganggu, yang namanya impor pakaian bekas mengganggu, sangat mengganggu industri dalam negeri kita,” lanjut Jokowi.
Menanggapi pernyataan Jokowi, publik malah mempertanyakan polemik sebaliknya dengan membandingkan dengan impor beras.
“Lalu bagaimana impor beras pak? Mengganggu petani gak itu namanya?,” tulis akun Instagram @bagass***** di kolom komentar akun @jktinfo, dilihat Senin (20/3/2023)
Selain itu juga yang menyoroti juga terkait dengan impor tenaga kerja.
Kalo Impor kereta, pesawat, sama tenaga kerja pasti tidak mengganggu,” tulis akun @kemang
Diketahui, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan belum lama ini menyampaikan, bahwa Pemerintah kemungkinan akan kembali melakukan impor beras sebesar 500 ribu ton
Hal itu sebagai bentuk antisipasi kebutuhan saat Ramadan dan Idul Fitri 2023.
“Kemarin dipimpin oleh Bapak Presiden, sudah diputuskan kapanpun diperlukan kita bisa masuk (impor) lagi sebanyak 500 ribu ton,” ujarnya
Zulkifli mengaku bahwa harga beras belum menunjukkan tren penurunan lantaran stoknya menipis. Sehingga harga komoditas pangan tersebut berpotensi akan merangkak naik lagi saat menjelang Ramadan.
“Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini. Bahkan cenderung bisa naik, dan naiknya ini gak sedikit sudah lebih dari Rp 1.000. Walaupun data, menunjukan katanya kita surplusnya banyak,” ujarnya.
Editor : Isal