Jika Perang Nuklir Terjadi, Indonesia Juga Bisa Kena Dampaknya

Minggu, 13 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto ilustrasi - ledakan nuklir dari sudut pandang luar angkasa

Foto ilustrasi - ledakan nuklir dari sudut pandang luar angkasa

Zonafaktualnews.com – Perang nuklir bukan hanya ancaman yang dirasakan oleh negara-negara yang terlibat langsung. Dampaknya dapat meluas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Meskipun tidak terlibat dalam konflik nuklir, Indonesia tetap akan merasakan dampak dari perang nuklir, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Asap dan partikel radioaktif yang terlepas ke atmosfer dapat menyebabkan penurunan suhu global, yang akan mengganggu produksi pangan secara signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di negara agraris seperti Indonesia, yang bergantung pada hasil pertanian dan laut, dampaknya bisa sangat merusak ketahanan pangan nasional.

Fenomena musim dingin nuklir, yang disebabkan oleh asap nuklir yang menghalangi sinar matahari, dapat mengurangi hasil pertanian dan menyebabkan krisis pangan global.

“Bahkan perang nuklir regional saja bisa menyebabkan musim dingin nuklir yang mengurangi hasil pertanian secara drastis dan menyebabkan kelaparan global,” kata Prof. Alan Robock, peneliti iklim dari Rutgers University, dalam Science Advances (2022).

Indonesia, yang sangat bergantung pada impor pangan, akan menghadapi kesulitan besar dalam memenuhi kebutuhan pokok penduduk.

Sektor energi juga akan terdampak, dengan lonjakan harga energi dan bahan bakar akibat gangguan pada pasokan global, yang pada gilirannya akan memperburuk inflasi dan ketidakstabilan ekonomi domestik.

BACA JUGA :  Arab Saudi Rayakan Idul Fitri 30 Maret, Indonesia Tetapkan 31 Maret

“Gangguan pada rantai pasok energi akibat konflik besar dapat menciptakan efek domino yang menghantam negara-negara non-konflik,” ujar Emma Belcher, Presiden Ploughshares Fund, dalam forum keamanan nuklir di Washington DC (2023).

Ketegangan sosial yang muncul akibat kelangkaan pangan dan energi berpotensi memicu gejolak sosial.

Kenaikan harga barang-barang pokok yang tajam dapat memperburuk ketidakpuasan masyarakat, bahkan berisiko menimbulkan protes besar-besaran yang mengancam ketertiban dalam negeri.

Pelajaran dari Jepang

Jepang, sebagai negara yang pernah merasakan langsung dampak serangan nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945, memberikan pelajaran berharga.

Kehancuran fisik yang terjadi saat itu tidak hanya mengubah kota-kota besar, tetapi juga meninggalkan dampak sosial dan lingkungan yang berkepanjangan.

“Apa yang saya saksikan adalah neraka di bumi. Dunia harus sadar bahwa senjata nuklir tidak punya tempat di masa depan,” tegas Setsuko Thurlow, penyintas bom atom Hiroshima dan penerima Nobel Perdamaian bersama ICAN (2017).

Meskipun Jepang tidak terlibat langsung dalam konflik nuklir saat ini, ancaman dari negara-negara seperti Korea Utara yang terus mengembangkan senjata nuklir tetap menjadi masalah besar.

Ketegangan ini dapat menyebabkan guncangan ekonomi global yang juga berdampak pada negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Jepang sangat bergantung pada impor pangan dan energi, sehingga ketegangan internasional yang menyebabkan gangguan pada pasokan global dapat memperburuk ekonomi Jepang dan berpotensi menular ke negara-negara seperti Indonesia.

BACA JUGA :  Pekerja Migran Indonesia Tewas Ditembak, Buruh Kepung Kedubes Malaysia

Negara yang tidak terlibat langsung dalam konflik nuklir tetap akan merasakan dampak domino dari ketegangan tersebut, baik di sektor pangan, energi, maupun stabilitas sosial.

Data Nuklir Global dan Posisi Indonesia

Menurut data terbaru dari Federation of American Scientists (FAS), per Agustus 2024 terdapat sekitar 12.100 hulu ledak nuklir di dunia.

Dari jumlah tersebut, sekitar 3.880 hulu ledak berada dalam status aktif dan siap digunakan.

Sebagian besar persenjataan nuklir ini dimiliki oleh Rusia (5.889 unit) dan Amerika Serikat (5.244 unit), yang bersama-sama menguasai lebih dari 87% dari total persenjataan nuklir global.

Ketegangan internasional, seperti konflik Rusia-Ukraina dan rivalitas antara Amerika Serikat dan Tiongkok, telah meningkatkan risiko pecahnya perang nuklir.

Hal ini juga disuarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam Sidang Umum PBB tahun 2022.

“Risiko penggunaan senjata nuklir saat ini lebih tinggi dibandingkan masa Perang Dingin,” kata Antonio.

Meskipun Indonesia tidak memiliki senjata nuklir dan secara konsisten menentang penggunaannya, dampak dari perang nuklir tetap menjadi ancaman serius.

BACA JUGA :  Begini Hasil “Ngopi Darat” Jokowi dengan Biden Soal Palestina

Efek domino dari konflik nuklir global akan memengaruhi berbagai sektor penting, termasuk ketahanan pangan, energi, dan stabilitas sosial dalam negeri.

Sebagai negara agraris dan pengimpor pangan, Indonesia berpotensi mengalami krisis jika terjadi gangguan pasokan global akibat konflik nuklir.

Ketahanan pangan menjadi prioritas utama dalam skenario krisis global, sebab negara yang tidak siap menghadapi kelangkaan pangan dan energi akan menjadi yang paling rentan.

Pemerintah Indonesia perlu memperkuat kebijakan dalam negeri untuk menghadapi kemungkinan dampak perang nuklir, baik dalam sektor pangan, energi, maupun sosial.

Selain itu, kerja sama internasional dan peran diplomasi harus diperkuat untuk menekan potensi penggunaan senjata nuklir secara global.

Indonesia telah menandatangani dan meratifikasi Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW), serta aktif dalam forum internasional untuk mendorong pelucutan senjata nuklir.

Kendati demikian, investasi dalam ketahanan domestik juga menjadi krusial, agar Indonesia mampu menghadapi dampak krisis global yang mungkin timbul.

Indonesia kini dihadapkan pada pilihan strategis: tetap pasif dalam menghadapi ancaman global, atau mengambil peran nyata dalam menciptakan dunia yang lebih aman dan berkeadilan melalui diplomasi dan kesiapsiagaan nasional.

(Id Amor)
Follow Berita Zona Faktual News di Google News

Berita Terkait

Mertua dan Menantu Tewas Ditikam Tetangga di Gowa, Begini “Tanjana” Pelaku
Janji Manis PT. SSI Tak Terpenuhi, Keluarga Korban Kecelakaan Merasa Tertipu
Potret Dg Nyengka Kurus Kerempeng yang Terbaring Sakit Terabaikan Pemerintah Takalar
Aksi Bela TEMPO Ricuh, Massa Diduga Bayaran Serang Jurnalis di Makassar
Anggota DPR RI Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Pemuda yang Tewas di Masjid
Gaduh, Suami Bos BCI “Dilacci” Owner RCViral, Terkuak Isu Produk Tak Ber-BPOM
Sheila Tolak Laporkan Kakek Tarman, Polisi Tetap Proses dengan Pasal 263
Cemburu Buta, Oknum Polisi Bunuh Dosen Cantik di Jambi Lalu Kabur Pakai Wig

Berita Terkait

Rabu, 5 November 2025 - 09:38 WITA

Mertua dan Menantu Tewas Ditikam Tetangga di Gowa, Begini “Tanjana” Pelaku

Rabu, 5 November 2025 - 08:49 WITA

Janji Manis PT. SSI Tak Terpenuhi, Keluarga Korban Kecelakaan Merasa Tertipu

Selasa, 4 November 2025 - 21:21 WITA

Potret Dg Nyengka Kurus Kerempeng yang Terbaring Sakit Terabaikan Pemerintah Takalar

Selasa, 4 November 2025 - 20:34 WITA

Aksi Bela TEMPO Ricuh, Massa Diduga Bayaran Serang Jurnalis di Makassar

Selasa, 4 November 2025 - 18:26 WITA

Anggota DPR RI Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Pemuda yang Tewas di Masjid

Berita Terbaru