Zonafaktualnews.com – Pemerintahan Presiden Donald Trump menghentikan pendanaan sejumlah proyek pengembangan vaksin HIV di Amerika Serikat.
Kebijakan ini berdampak langsung pada kelangsungan riset yang telah berjalan lebih dari satu dekade dan mengancam kelanjutan ratusan uji klinis yang tengah berlangsung.
Beberapa lembaga riset ternama seperti Duke Human Vaccine Institute dan Scripps Research Institute, yang selama ini menjadi pilar dalam riset vaksin HIV, terkena imbas dari penghentian anggaran tersebut.
Bahkan uji klinis kolaboratif dengan perusahaan bioteknologi Moderna ikut terdampak dan harus dihentikan sementara.
Keputusan ini diambil setelah Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) memutuskan untuk mengalihkan anggaran riset ke strategi pencegahan HIV yang sudah tersedia.
HHS menyatakan bahwa fokus kebijakan akan diarahkan pada program-program yang dinilai lebih efisien secara anggaran, seperti distribusi obat pencegahan dan pengobatan HIV yang telah terbukti efektif.
Seorang pejabat dari National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan bahwa lembaganya kini tidak lagi diberi kewenangan untuk menyetujui pendanaan baru untuk proyek vaksin HIV pada tahun fiskal mendatang.
Bahkan untuk riset yang masih berjalan, proses pengajuan dana dipersulit melalui aturan baru yang mengharuskan penghitungan total biaya proyek dalam satu tahun fiskal, alih-alih bertahap.
HHS membela keputusan ini dengan menyebut adanya tumpang tindih program dan kebutuhan untuk merampingkan struktur pengeluaran. Saat ini, terdapat 27 program HIV/AIDS nasional yang menurut pemerintah menghabiskan anggaran hingga US$7,5 miliar.
Seluruh program tersebut akan ditata ulang di bawah lembaga baru bernama Administration for a Healthy America, yang diprakarsai oleh Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr.
Banyak kalangan ilmiah menilai kebijakan ini berisiko menghambat kemajuan penting yang telah dicapai dalam riset vaksin HIV.
Dennis Burton, pakar imunologi dari Scripps Research, menilai bahwa penghentian dana di saat beberapa uji klinis mulai menunjukkan hasil positif adalah keputusan yang sangat disayangkan.
“Ini bukan hanya soal menunda riset. Bisa jadi kita akan kehilangan momentum penting yang sulit untuk dipulihkan,” ujarnya.
Hingga kini, dunia medis belum memiliki vaksin yang efektif untuk mencegah infeksi HIV.
Meski terapi pencegahan seperti PrEP sudah tersedia, vaksin tetap dianggap sebagai solusi jangka panjang dalam pengendalian HIV/AIDS secara global.
Dengan dihentikannya dukungan dana dari pemerintah AS, masa depan riset ini kini berada di ujung tanduk.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di TikTok