Pembacaan Puisi LK. Ara
Acara juga diselingi dengan pembacaan puisi dari buku “Didong dan Tari Guel dari Gayo Aceh” karya LK. Ara, antara lain menghadirkan Ketua Komite Panitia Pelaksana Provinsi Aceh Leuser Antara (KP3ALA) Prof. Rahmat Salam, yang tampil membacakan puisi bertajuk “ALA: Suara yang Tak Boleh Padam.”
Rahmat Salam mengaku menerima kiriman puisi itu dari LK. Ara melalui WhatsApp sesaat setelah menunaikan tahajud.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya baca berulang-ulang, saya menangis membaca puisi ini,” cerita Rahmat Salam.
Kemudian pembacaan puisi oleh etnomusikolog Endo Suanda, Moctavianus Masheka, Swary Utami Dewi, Jose Rizal Manua, Putra Gara, dan masih banyak lagi.
“Tahun 1972 saya sudah kenal dengan LK. Ara. Beliau sangat aktif, dan merupakan salah satu tokoh yang memperkenalkan karya sastra di Jakarta kepada anak-anak muda. LK. Ara juga pertama kali menyelenggarakan Festival Didong mulai tahun 1970-an dan dilanjutkan pada tahun 1980-an di Taman Ismail Marzuki yang banyak dihadiri, selain penonton masyarakat Aceh, juga masyarakat umum lainnya,” ujar Jose Rizal Manua, yang kali ini membacakan karya puisi LK. Ara berjudul “Tanpa Judul.”
Acara juga dihadiri sejumlah seniman, penyair, sastrawan, dan budayawan antara lain Nanang R. Supriyatin, Pulo Lasman Simanjuntak, Putra Gara, Giyanto Subagio, Wig SM, dan Nuyang Jaimee.
Kontributor : Lasman Simanjuntak
Follow Berita Zona Faktual News di TikTok




















