Zonafaktualnews.com – BEM UI mengkritik keras DPR RI, videonya viral di media sosial
Ketua DPR RI, Puan Maharani berbadan tikus berjudulkan : “kami tidak butuh dewan perampok rakyat”
Tak ayal lagi, kritik keras yang disampaikan Ketua BEM UI Melki Sedek Huang masih menjadi perbincangan hangat.
Dalam video Tiktok dengan pemilik akun tiktok @lambe berdurasi 22 detik memperlihatkan gedung DPR yang terbelah, kemudian memperlihatkan kemunculan foto 3 ekor tikus.
Dari ketiga ekor tikus tersebut, salahsatu tikus secara tiba-tiba, memiliki kepala menggunakan kepala Ketua DPR RI Puan Maharani.
Tak hanya itu saja, dalam unggahan tersebut, BEM UI jua menuliskan kritik keras yang mengatakan bahwa masyarakat membutuhkan sosok wakil rakyat atau DPR yang memang benar-benar menjadi perwakilan rakyat, bukan sebagai perampok rakyatnya sendiri.
“Bagaikan tikus dengan watak licik yang selalu menggerogoti masyarakat sipil, semakin terlihat bahwa DPR benar-benar tidak memihak rakyat.
Sudah tidak ada alasan lagi untuk kami percaya kepada wakil kami. Saatnya untuk melawan!,” tulisnya, Jumat (24/3/2023)
Sementara itu, di akun tik tok @new, Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang menyebut meme itu bukan sebuah umpatan, melainkan kritik yang tepat.
“Bagi saya itu bukan sebuah umpatan, tapi itu adalah kritik yang tepat,” tegas Melki.
Melki kembali menegaskjan, meme Puan berbadan tikus adalah ekspresi puncak kemarahan mahasiswa UI terkait disahkannya Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) Cipta Kerja, yang dinilai sama saja substansinya dengan UU Cipta Kerja
“Jadi visualisasi dan berbagai hal yang kami publikasikan itu menggambarkan seluruh kemarahan kita,” tuturnya.
Melki lalu berbicara soal demokrasi terkait dengan meme Puan berbadan tikus. Dia berpendapat, semestinya seluruh partai politik paham.
Menanggapi hal itu, PDIP menyesalkan kritik pedas dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), yang menggambarkan Ketua DPR RI Puan Maharani berbadan tikus.
Hal itu disampaikan langsung oleh anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno.
Menurut politisi senior PDIP itu, cara BEM UI melontarkan kritik terhadap institusi negara itu dengan menggambarkan wajah Ketua DPR RI berbadan tikus kurang etis.
“Rasanya kurang patut apabila mahasiswa menyampaikan umpatan-umpatan yang kurang terdidik, asal bunyi, merendahkan akal budi,” kata Hendrawan
Dia berpendapat, apabila mahasiswa ingin menyampaikan aspirasi seharusnya tetap dalam jalur akademik dan beretika baik.
“Ajak wakil-wakil rakyat berdiskusi, berdebat, secara terbuka dan mendasar. Kami selalu berharap kampus memberi masukan secara lengkap dan mendalam,” ujarnya.
Dia mengklaim, selama ini kritik dan masukan dari kampus sangat diperhatikan. Dia berharap mahasiswa kembali bergerak dalam koridor dan etika akademik.
“Kunker-kunker Alat Kelengkapan Dewan (AKD), termasuk Badan Legislasi, sering ke kampus-kampus,” tuturnya,
“Itulah esensi peran dan kontribusi insan kampus dalam membangun peradaban bangsa. Bukan melakukan umpatan-umpatan yang dangkal dan spekulatif,” imbuhnya.
Selain itu, dia pun mengibaratkan kritik BEM UI dengan istilah Jawa “waton suloyo”.
“Asal-asalan, yang penting beda dan menarik perhatian,” pungkasnya.
Editor: Isal





















