Zonafaktualnews.com – Kepergian ekonom senior Faisal Basri membawa duka mendalam dan menjadi trending besar di media sosial X Twitter. Jumat (6/9/2024).
Kata kunci “Innalillahi” ramai digunakan oleh netizen untuk menyampaikan bela sungkawa serta mengenang perjalanan Faisal Basri sebagai sosok yang vokal mengkritik kebijakan ekonomi dan politik di Indonesia.
Di tengah berita duka ini, sebuah potongan video lama Faisal Basri bersama YouTuber Guru Gembul kembali viral.
Dalam video tersebut, ekonom senior itu dengan lantang menyebut dua nama pejabat tinggi, Airlangga Hartarto dan Bobby Nasution, yang diduga terlibat dalam skandal penyelundupan bijih nikel.
Ungkapan Faisal Basri ini kembali menjadi sorotan, memperlihatkan keberaniannya mengungkap praktik korupsi di level tertinggi.
Salah satu unggahan video tersebut datang dari akun @yaniarsim yang menulis, “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang bang Faisal Basri. Al-Fatihah untuk beliau.”
Video yang menyertai unggahan itu memperlihatkan momen ketika Faisal Basri berbicara tegas tentang keterlibatan oknum pejabat dalam penyelundupan bijih nikel.
“Kalau dilarang, permintaan di luar negeri ada, pasti ada yang nyelundup,” ujar Faisal Basri di video tersebut.
Tanpa ragu, ia menyebut nama-nama besar, termasuk Airlangga Hartarto dan Bobby Nasution, sebagai pihak yang terlibat.
“Yang nyelundup itu petinggi-petinggi. Airlangga Hartarto misalnya. Menantunya Pak Jokowi, Bobby Nasution.” ujarnya
Pernyataan tersebut membuat publik terkejut, terlebih Faisal menegaskan bahwa informasi itu diperolehnya langsung dari sumber KPK.
Ketika Guru Gembul menanyakan validitas klaim tersebut, Faisal dengan tegas menjawab, “Nama itu saya dapatkan dari KPK. Karena saya juga membantu KPK.” bebernya
Menurut Faisal, penyelundupan ini telah menyebabkan kerugian negara yang sangat besar, dengan nilai mencapai ratusan triliun rupiah.
“Ini kan kasus korupsi, kerugian negara ratusan triliun,” ungkapnya.
Faisal Basri menjelaskan, meski ekspor bijih nikel Indonesia seharusnya dilarang sejak 2020, data dari ITC (International Trade Center) menunjukkan bahwa China tetap mengimpor bijih nikel dari Indonesia sebesar 5,3 juta ton selama periode 2020-2022.
“China mengimpor bijih nikel dari Indonesia, ada ternyata. Indonesia yang tidak melaporkan,” jelas Faisal, merujuk pada data yang mencerminkan penyelundupan sistematis.
Lebih lanjut, ekonom senior itu menyebut bahwa penyelundupan oleh oknum pejabat tidak hanya terbatas pada bijih nikel.
“Ternyata bukan hanya nikel. Saya baru dipresentasikan dari tim kejaksaan dan KPK,” ungkapnya.
Meski demikian, Faisal memilih untuk tidak menyebut nama lain yang diduga terlibat karena masih dalam tahap investigasi.
Kepergian Faisal bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga membawa kembali perbincangan tentang integritas dan keberanian mengungkap kebenaran di tengah situasi yang penuh tekanan.
Sebagai ekonom dan kritikus, Faisal Basri dikenang sebagai sosok yang tak gentar menyuarakan apa yang dianggapnya benar, meski harus berhadapan dengan risiko besar.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News