Buntut MBG Beracun, Netizen Senggol Kepala BGN: “Kacau, Ahli Serangga Urus Gizi”

Sabtu, 27 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana (Instagram)

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana (Instagram)

Zonafaktalnews.com – Buntut Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana disenggol netizen.

Program prioritas Presiden Prabowo itu menuai polemik lantaran menimbulkan kasus keracunan massal yang menyerang ribuan siswa di berbagai daerah.

Alih-alih menyehatkan, program ini justru dianggap jadi ancaman bagi keselamatan peserta didik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Data Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, penyebab utama keracunan berasal dari berbagai bakteri berbahaya.

Di antaranya E-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus pada tempe dan bakso; Salmonella pada ayam, telur, dan sayur; serta Bacillus cereus pada mie.

Selain itu, sejumlah sumber air juga terkontaminasi Coliform, Klebsiella, hingga Proteus.

Sosok Dadan pun langsung jadi sorotan publik. Netizen mempertanyakan latar belakang akademisnya yang bukan berasal dari bidang gizi.

Dadan diketahui merupakan lulusan entomologi, ilmu tentang serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Karier akademisnya ditempa hingga Jerman dengan fokus proteksi tanaman, hama, dan serangga, sebelum akhirnya dipercaya menjabat Kepala BGN melalui Keputusan Presiden Nomor 94P Tahun 2024.

Latar belakang itu memicu gelombang komentar satir dari netizen. Berikut sejumlah komentar pedas yang berseliweran di media sosial.

“Kacau, ahli serangga urus gizi,” tulis komentar akun @Ichal.

“Setiap pekerjaan jika diberikan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya,” komentar akun @Abdulrozak.

BACA JUGA :  Gibran Sebut Ibu Hamil yang Dibutuhkan Asam Sulfat, Netizen : Info Menyesatkan

“Suru kepala MBG tu anak istri nya makanan yg basi tu mau nggak dia. jgn anak anak sekolahan di jadi kan kelinci percobaan,” sindir akun @Junaidi Nedi.

“Isi kepalanya serangga tok hahaha,” celetuk akun @Yoga Witjaksono.

“Ahli belatung dan sejenisnya… ternyata… Kalau di pohon aren kan ada ulatnya… itu bisa dimakan,” timpal akun @John Jericho Jusuf.

“Mantap ahli serangga jadi ahli gizi ini adalah penemuan baru. Prabowo patut diacungi jempol.. montir sepeda ontel disuruh bongkar mesin mobil mantap hancur semua,” tulis akun @YaSin.

“Pantesan byk siswa keracunan, dia pikir siswa itu serangga,” sindir akun @Kanjeng Jihan.

“Kok bisa berisi belatung. Artinya makanan busuk. Soal gizi makanan tidak usah lulusan Oxford University, New York University.. ibu-ibu di kampung saja tau seperti apa makanan enak, sehat, dan bergizi. Gak pernah sekolah masak juga kok,” tulis akun @alaudin.

“Kami suda sepakat dng guru2 kalau dikasi makanan dites dulu bila rasanya aneh anak2 jangan dipaksa utk mengkonsumsinya. Dan anak punya hak utk menolak makanan bila dia tidak mau,” ujar akun @Tom Grandy.

“Makin nggak jelas. Suatu persoalan yg dia serahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggu kehancurannya,” komentar akun @Nurul Hidayati Septyana.

“Hati2 lah pak Prabowo, ini ada niat tertentu utk menjatuhkan mu,” tulis akun @Yosefriman Isek.

BACA JUGA :  Jejak Digital Bongkar Klarifikasi Palsu Mira Hayati, Netizen: Tanggung Jawab Kau Tuti

Kendati demikian, banyak pihak meminta program MBG dihentikan sementara atau dimoratorium hingga tata kelola, regulasi, serta pengawasan mutu pangan diperbaiki agar kasus keracunan massal tidak kembali terulang.

Program MBG Kacau Balau, Jumlah Siswa Keracunan Tembus 7.368 Orang
Tangkapan layar video – Sejumlah siswa dan siswi SMP di Indonesia keracunan MBG (Foto kolase)

Sebelumnya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kacau balau. Jumlah siswa yang menjadi korban keracunan akibat program ini kini tembus 7.368 orang.

Data terbaru tersebut dirilis oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) pada Jumat (26/9/2025) pukul 21.00 WIB.

Founder sekaligus CEO CISDI, Diah Saminarsih, mengatakan pemerintah harus segera melakukan moratorium atau penghentian sementara program MBG.

Menurutnya, kasus keracunan massal yang sudah menimpa ribuan siswa ini menjadi bukti bahwa tata kelola MBG masih amburadul dan jauh dari standar keamanan pangan.

“Dengan adanya korban yang jumlahnya sudah 7.368 ini kami mendorong pemerintah agar melakukan moratorium atau pemberhentian sementara,” ujar Diah dikutip dalam program Kompas Siang Kompas TV, Sabtu (27/9/2025).

Lebih lanjut, Diah menegaskan bahwa selama masa moratorium, anggaran MBG sebaiknya dialihkan untuk perbaikan tata kelola, penguatan regulasi, peningkatan kapasitas kelembagaan Badan Gizi Nasional (BGN), hingga pengawasan kualitas makanan di lapangan.

“Kami berharap ini bisa secara signifikan membalik keadaan yang sekarang boleh dibilang kacau, supaya tidak lagi terjadi korban,” tegasnya.

CISDI mencatat, keracunan MBG telah menyebar di 52 kabupaten/kota, dengan jumlah korban terbanyak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di wilayah Pongkor saja, kasus keracunan mencapai 1.333 siswa.

BACA JUGA :  Anies Baswedan Live TikTok Tembus 300 Ribu Orang Penonton

Diah juga menduga jumlah korban sebenarnya bisa lebih banyak dari angka yang saat ini dilaporkan, mengingat belum semua daerah melakukan pencatatan maksimal.

Data Badan Gizi Nasional (BGN) sebelumnya menunjukkan, sejak Januari hingga September 2025, total kasus keracunan MBG mencapai 5.914 orang.

Rinciannya, Januari (94 kasus), Februari (496), April (313), Mei (433), Juli (380), Agustus (1.988), dan September (2.210 kasus). Sementara pada Maret dan Juni tidak ditemukan adanya kasus keracunan MBG.

BGN menjelaskan, penyebab utama keracunan berasal dari berbagai bakteri berbahaya.

Di antaranya e-coli yang ditemukan pada air, nasi, tahu, dan ayam; staphylococcus aureus pada tempe dan bakso; salmonella pada ayam, telur, dan sayur; serta bacillus cereus pada mie.

Selain itu, sejumlah sumber air juga terkontaminasi coliform, Klebsiella, hingga Proteus.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, bahkan sampai menitikkan air mata saat mengakui kelemahan pengawasan program MBG.

“Kami mengaku salah atas insiden pangan ini. Sewaktu anak sakit, itu adalah tanggung jawab kami. Kesalahan kami sebagai pelaksana yang harus diperbaiki total,” ucapnya di Kantor BGN, Jumat (26/9/2025).

Meski demikian, Nanik menegaskan program MBG tetap penting sebagai upaya meningkatkan gizi anak-anak Indonesia.

Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di TikTok

Berita Terkait

Oknum DC PT KB Finansia Multi Finance di Makassar Diduga Rampas Motor Warga
Anak PNS Gagal Jadi Polisi, Rp300 Juta Melayang, Oknum Polda Banten Jadi DPO
Diduga Lakukan Pungli, Kapus Tarowang Sandera Gaji Nakes yang Tak Setor “Sumbangan”
Setelah Badai, Muncul Pelangi: Bilqis dan Hikmah di Balik Musibah
Bikin Heboh, Buaya Terekam Muncul di Permukiman Warga Manggala Makassar
Emosi Tak Terkendali, Menantu Mabuk Tikam Anggota Brimob Maluku dengan Gunting
Mahfud MD Sebut Polisi Tak Boleh Sok Putuskan Ijazah Jokowi Asli, Itu Wewenang Hakim
Fikri Ali Penipu Ulung! Gunakan Akun Aice Ice Cream Tipu Korban Puluhan Juta

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 02:08 WITA

Oknum DC PT KB Finansia Multi Finance di Makassar Diduga Rampas Motor Warga

Rabu, 12 November 2025 - 22:28 WITA

Anak PNS Gagal Jadi Polisi, Rp300 Juta Melayang, Oknum Polda Banten Jadi DPO

Rabu, 12 November 2025 - 19:38 WITA

Diduga Lakukan Pungli, Kapus Tarowang Sandera Gaji Nakes yang Tak Setor “Sumbangan”

Rabu, 12 November 2025 - 18:35 WITA

Setelah Badai, Muncul Pelangi: Bilqis dan Hikmah di Balik Musibah

Rabu, 12 November 2025 - 17:33 WITA

Bikin Heboh, Buaya Terekam Muncul di Permukiman Warga Manggala Makassar

Berita Terbaru