Zonafaktualnews.com – Penerimaan siswa baru melalui Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 kembali menyisakan luka bagi ribuan calon siswa dan orang tua di Kota Makassar.
Meski mencatatkan nilai akademik yang tinggi dan memiliki segudang prestasi, banyak di antara mereka justru gagal masuk ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) favorit hanya karena satu alasan: tak memiliki orang dalam alias ordal.
Fenomena ini kembali mencuat saat pendaftaran di sejumlah SMAN di Makassar. Di SMA Negeri 12 Antang, Kecamatan Manggala, misalnya, aksi protes warga sempat memanas.
Sejumlah orang tua menutup jalan dan berteriak di depan sekolah, menuntut keadilan. Ironisnya, setelah aksi tersebut viral, barulah pihak sekolah “membuka” solusi jalur masuk, meski sebelumnya pihak sekolah menyatakan bahwa kuota telah penuh.
“Aneh bin ajaib, katanya sudah penuh, tapi bisa juga masuk setelah protes,” ujar Hasan, warga Antang yang anaknya tak diterima meski nilainya memenuhi syarat.
Hasan mengaku telah menunggu janji dari kepala sekolah selama berminggu-minggu, namun tak kunjung ada kepastian.
Kasus ini tidak terjadi di satu sekolah saja. Sejumlah orang tua di berbagai kecamatan menyampaikan keluhan serupa.
Mereka merasa sistem satu pintu yang diterapkan justru membuka celah bagi praktik-praktik tertutup, di mana siswa tanpa akses atau dekkeng kuat harus mengalah, sementara yang punya ordal bisa mulus diterima.
“Anak saya nilainya tinggi, prestasi ada, tapi tetap tidak lolos. Padahal ada teman sekompleks yang nilainya lebih rendah, tapi diterima karena kenal orang dalam,” keluh seorang ibu yang enggan disebut namanya.
Pernyataan dari pihak Dinas Pendidikan Sulsel pun menambah kebingungan. Beberapa hari lalu, mereka menyatakan bahwa siswa yang tidak lolos akan diarahkan ke sekolah swasta.
Kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada siswa “tiba-tiba” diterima di sekolah negeri, padahal pendaftaran telah ditutup.
Sejumlah kepala sekolah yang dihubungi secara terpisah bahkan mengakui bahwa tambahan kuota bisa dibuka melalui komunikasi khusus dengan pejabat di tingkat provinsi, seperti Kabid SMA.
Hal ini menimbulkan tanda tanya besar atas integritas sistem penerimaan siswa yang seharusnya transparan dan adil.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Najmuddin, belum memberikan respons saat dikonfirmasi, Kamis (24/7/2025).
Hingga berita ini diterbitkan, misteri “satu pintu” dalam SPMB 2025 masih belum sepenuhnya terjawab, meninggalkan keresahan mendalam di tengah masyarakat yang berharap pendidikan bisa diakses secara adil.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di TikTok