Tak Hanya Bukber, Makassar Global – Radar NKRI Debat Kusir dengan Ketum SEKAT RI

Rabu, 26 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para jurnalis berkumpul dalam suasana santai saat menunggu buka puasa bersama di Makassar.

Para jurnalis berkumpul dalam suasana santai saat menunggu buka puasa bersama di Makassar.

Zonafaktualnews.com -Senja merayap perlahan di ufuk barat. Jalan Andi Tonro No. 89, Makassar, mulai dipenuhi hiruk-pikuk para jurnalis yang datang dengan semangat Ramadan pada Selasa (25/3/2025).

Di trotoar, beberapa insan media sibuk membagikan takjil kepada pengendara yang melintas, sesekali menyelipkan sapaan hangat.

Aroma kue dan es buah bercampur dengan semilir angin sore, menciptakan suasana yang akrab dan penuh kehangatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Makassar Global dan Radar NKRI menjadi tuan rumah dalam acara buka puasa bersama (bukber) kali ini.

Tak sekadar ajang silaturahmi, acara ini juga diramaikan dengan bagi-bagi parfum serta debat kusir yang lebih panas dari kuah coto yang masih mengepul di mangkuk.

Di pinggir jalan, seorang pemotor menerima paket takjil dari seorang jurnalis. Ia mengangguk singkat sebagai tanda terima kasih sebelum melesat kembali ke jalanan yang mulai dipadati kendaraan.

Takjil ludes dalam hitungan menit. Para jurnalis yang hadir mulai berkumpul di dalam ruangan utama. Semua duduk ala lesehan di atas tikar yang menciptakan suasana santai namun tetap sarat makna.

BACA JUGA :  FPMS Kecam Kapolda Sulsel ‘Intimidasi’ Wartawan, Pungli Tidak Ditindak

Di tengah ruangan, sebuah teko besar berisi kopi hitam panas siap menemani diskusi panjang malam itu.

Saat azan Magrib berkumandang, obrolan sejenak mereda. Semua menikmati hidangan sederhana dengan khidmat.

Kurma dan es buah jadi pembuka, disusul dengan makanan berat yang mengisi perut setelah seharian berpuasa. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sekejap.

Begitu makanan tandas dan kopi mulai diseruput, suasana yang tadinya syahdu berubah.

Ketum SEKAT RI, Ibhe Ananda, membuka diskusi dengan mengkritisi revisi UU Polri yang dinilai bisa mempersempit kebebasan pers. Tak butuh waktu lama, para jurnalis yang hadir pun merespons.

“Kalau pasal-pasal ini disahkan, makin sulit media untuk mengkritisi aparat!” cetus salah satu seorang jurnalis.

“Dulu kita sudah susah, sekarang mau dipersulit lagi?” sahut yang lain.

Ketum SEKAT RI, Ibhe Ananda, melanjutkan dengan lontaran tajam.

“Saya ingin tahu, bagaimana kita melihat kebebasan pers saat ini? Apakah makin terbuka atau justru makin sempit karena regulasi?”

Belum sempat ditanggapi, suara dari sudut ruangan menyambar, “Tergantung, kalau medianya mau kritis, ya siap-siap kena semprit. Kalau ikut arus, selamat.” Gelak tawa pecah seketika, tapi ada makna tersirat di dalamnya.

BACA JUGA :  Heri Siswanto Ucapkan Terima Kasih kepada Pendukung Kebebasan Pers

MZ Nurdin Achmad, Pimpinan Redaksi Makassar Global, menghela napas lalu menimpali, “Kalau pasal-pasal revisi UU Polri itu disahkan, bukan cuma media yang repot. Publik juga bakal kehilangan banyak akses informasi. Bayangkan kalau semua berita harus ‘ramah’ di mata penguasa?”

Pembicaraan terus bergulir, dari kriminalisasi pers hingga peran media dalam dinamika politik nasional.

Muh Rais Alhamid, Pimpinan Redaksi Radar NKRI, ikut menyuarakan kegelisahannya.

“Pers itu pilar demokrasi, tapi kalau terus ditekan, ya jangan heran kalau nanti berita isinya cuma puja-puji,” ujarnya.

Salah satu jurnalis lainnya mengangkat cangkir kopinya, lalu berujar santai, “Jurnalis sejati itu bukan cari aman, tapi cari benar. Kalau media diam, siapa lagi yang bakal bersuara?”

Suasana makin seru. Kopi panas tetap mengalir, argumen terus dilempar. Beberapa jurnalis terlihat berdiskusi dengan semangat, bahkan ada yang sampai menunjuk-nunjuk sambil menyampaikan pendapatnya.

Tiba-tiba, Maulana Ramli, Direktur Makassar Global, menimpali dengan nada bercanda.

“Debat kusir ini seru, tapi jangan sampai bikin batal puasa besok, ya!” Semua pun tertawa, mengendurkan ketegangan yang tadi sempat meninggi.

BACA JUGA :  Tuntutan Menggema, Mahasiswa Geruduk Mabes Polri Minta Kapolda Sulsel Dicopot

Malam kian larut, tetapi semangat para jurnalis tak ikut surut. Kopi hitam masih tersisa di teko, sementara perdebatan terus mengalir, tajam tapi tetap bersahabat.

Di salah satu sudut, seorang jurnalis muda bersandar sambil mengaduk sisa kopinya.

“Debatnya seru, tapi kayaknya kita butuh fatwa: mana yang lebih pahit, kritik terhadap pemerintah atau kopi ini?” celetuknya, disambut tawa riuh.

Beberapa orang mulai berkemas, sementara yang lain masih enggan beranjak, menikmati obrolan ringan setelah debat panjang.

Ramadan memang bulan penuh berkah—bukan hanya untuk berbagi takjil dan parfum, tetapi juga berbagi gagasan dan tawa di sela malam yang semakin larut.

Dari berbagi takjil hingga berbagi gagasan, dari buka puasa hingga debat kusir, semua menjadi satu rangkaian dalam malam yang penuh makna.

Ramadan bukan sekadar ibadah, tapi juga momentum memperkuat solidaritas—baik dalam berbagi, berdiskusi, maupun bercanda di antara tegukan kopi terakhir.

(Id Amor)
Follow Berita Zona Faktual News di Google News

Berita Terkait

Sekelas Silfester Saja Tak Mampu Eksekusi, Kejaksaan Jangan Mimpi Buru Riza Chalid
Tak Terima Mantan Nikah Lagi, Pria di Pacitan Bantai Satu Keluarga, 1 Tewas 4 Luka
Ojol di Pontianak Babak Belur, Oknum TNI Akui Salah: “Saya Menyesal”
Ojol di Pontianak Babak Belur Disikut Oknum TNI, Hidung Patah dan Mata Bengkak
Misteri Kematian Brigadir Esco Terungkap, Istri Jadi Tersangka
Disebut Tengah Hamil, Wanita Diduga “Hugel” Wahyudin Dituding Sebar Video
Hilang Usai Tagih Kredit, Karyawati PNM Ditemukan Tewas Setengah Bugil di Pasangkayu
Kaget Tarif Cukai Rokok Tembus 57 Persen, Purbaya: “Wah, Tinggi Amat. Firaun Lu!”

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 00:56 WITA

Sekelas Silfester Saja Tak Mampu Eksekusi, Kejaksaan Jangan Mimpi Buru Riza Chalid

Senin, 22 September 2025 - 00:09 WITA

Tak Terima Mantan Nikah Lagi, Pria di Pacitan Bantai Satu Keluarga, 1 Tewas 4 Luka

Minggu, 21 September 2025 - 19:15 WITA

Ojol di Pontianak Babak Belur, Oknum TNI Akui Salah: “Saya Menyesal”

Minggu, 21 September 2025 - 17:59 WITA

Ojol di Pontianak Babak Belur Disikut Oknum TNI, Hidung Patah dan Mata Bengkak

Minggu, 21 September 2025 - 08:03 WITA

Misteri Kematian Brigadir Esco Terungkap, Istri Jadi Tersangka

Berita Terbaru