Zonafaktualnews.com – Supermoon terbesar tahun 2025 akan menghiasi langit Indonesia malam ini.
Fenomena Bulan Purnama yang bertepatan dengan jarak terdekatnya ke Bumi itu diperkirakan membuat Bulan tampak jauh lebih besar dan terang dari biasanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, Supermoon atau Bulan Purnama Perigee akan mencapai puncaknya pada Rabu, 5 November 2025 pukul 20.19 WIB, saat Bulan berada sekitar 356.980 kilometer dari Bumi.
Beberapa jam kemudian, tepatnya 6 November pukul 05.28 WIB, jarak Bulan mencapai titik terdekat maksimum, yakni 356.833 kilometer.
Efek optik dari kedekatan itu membuat Bulan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibanding purnama biasa.
BMKG mengingatkan masyarakat pesisir agar tetap waspada terhadap potensi banjir rob akibat pengaruh gravitasi Bulan yang meningkat selama fase ini.
Usai penampakan Supermoon, langit Nusantara akan kembali dipenuhi keindahan lain berupa dua hujan meteor tahunan, yakni Taurid dan Leonid, yang masing-masing memiliki karakteristik unik.
- Hujan Meteor Taurid, aktif antara 5–12 November 2025, dikenal menghasilkan meteor lambat namun terang (fireball).
Puncaknya terjadi pada 6–7 November, bersamaan dengan fase Supermoon, membuat beberapa meteor tetap bisa terlihat meski cahaya Bulan cukup dominan.
- Hujan Meteor Leonid, yang berasal dari sisa debu Komet Tempel-Tuttle, akan memuncak pada 17–18 November 2025.
Dalam kondisi langit gelap, pengamat bisa menyaksikan 10–15 meteor per jam, dengan arah pandang terbaik ke rasi Leo di timur laut menjelang dini hari.
Lembaga astronomi dan BMKG mengimbau masyarakat yang ingin menikmati fenomena ini untuk mencari lokasi pengamatan minim polusi cahaya.
Bulan besar yang bercahaya disertai lintasan meteor di langit akan menjadi tontonan langka yang hanya terjadi sekali dalam setahun.
Mitos dan Kepercayaan di Balik Supermoon
Selain menarik dari sisi ilmiah, fenomena Supermoon juga sarat dengan mitos dan kepercayaan budaya yang telah hidup selama berabad-abad di berbagai belahan dunia.
Sebagian masyarakat percaya Supermoon dapat menjadi pertanda bencana alam, seperti gempa atau letusan gunung berapi, akibat tarikan gravitasinya yang kuat. Namun, para ahli menegaskan bahwa secara ilmiah, efeknya hanya sebatas peningkatan pasang laut.
Dalam kepercayaan lain, Supermoon dianggap membawa energi spiritual kuat dan menjadi waktu terbaik untuk meditasi, doa, dan refleksi diri.
Beberapa budaya bahkan mengaitkannya dengan kesuburan perempuan, perubahan besar dalam hidup, atau pertanda cinta dan reuni, seperti tradisi Festival Bulan di Tiongkok yang melambangkan pertemuan keluarga di bawah cahaya bulan purnama.
Di sisi lain, mitos dari Eropa abad pertengahan menyebutkan bahwa Bulan besar bisa memicu perilaku aneh atau emosi tak terkendali, bahkan dikaitkan dengan legenda manusia serigala (werewolf).
Riset psikologi modern menunjukkan tidak ada hubungan langsung antara fase Bulan dan perilaku manusia.
Meskipun demikian, keindahan Supermoon tetap menjadi daya tarik bagi masyarakat di seluruh dunia. Baik dipandang sebagai fenomena ilmiah maupun simbol mistis, purnama terbesar tahun ini menjadi kesempatan langka untuk menikmati keagungan langit malam Nusantara.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di TikTok





















