Bak Rumah Hantu, Green Topejawa Coastal di Takalar Kini Jadi Tempat “Makendu”

Rabu, 5 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penampakan Kawasan Green Topejawa Coastal Takalar Bak Rumah Hantu, Kini Menjadi Aktivitas Berlendir

Penampakan Kawasan Green Topejawa Coastal Takalar Bak Rumah Hantu, Kini Menjadi Aktivitas Berlendir

Zonafaktualnews.com – Kawasan wisata Green Topejawa Coastal, yang seharusnya menjadi ikon pariwisata Kabupaten Takalar, kini terbengkalai.

Mirisnya lagi, destinasi wisata yang rencananya menjadi ikon unggulan tersebut kini dijuluki seperti “rumah hantu” oleh warga setempat.

Meski kondisinya semakin memprihatinkan, hingga kini belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah maupun dinas terkait untuk menyelamatkan aset wisata tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketua Forum Koalisi Rakyat Bersatu (F-KRB), Muhammad Darwis, menyatakan kekecewaannya terhadap lambannya respons pemerintah.

“Belum ada tindakan nyata. Sekarang tempat ini malah menjadi lokasi aktivitas ‘berlendir’ bagi pasangan muda-mudi kalau malam,” ujar Darwis dalam keterangannya pada Rabu (5/2/2025).

Darwis menilai destinasi wisata yang seharusnya mendatangkan pendapatan daerah, justru beralih fungsi menjadi tempat perbuatan asusila. Aktivitasnya seperti itu membuat warga semakin resah.

BACA JUGA :  Terdakwa Kasus Suap Auditor BPK Rp 2,9 M Ngaku Ikut Perintah

Ketidak pedulian pemerintah membuat masyarakat mulai mempertanyakan komitmen dalam mengelola aset daerah.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatiran bahwa jika kondisi ini dibiarkan, dampaknya bukan hanya pada aset yang terbengkalai, tetapi juga hilangnya peluang ekonomi bagi warga sekitar.

“Jika dibiarkan terlalu lama, bukan hanya nilai aset yang hilang, tetapi juga kesempatan masyarakat sekitar untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari sektor wisata,” ujarnya.

Selain masalah pengelolaan, muncul pula indikasi penyimpangan anggaran dalam pembangunan fasilitas di Green Topejawa Coastal.

F-KRB mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan Negeri Takalar untuk segera mengaudit proyek-proyek terkait.

BACA JUGA :  Hilangnya Setengah Bal Sabu, Ada Permainan Kotor di Balik Kasus Wajo?

“Kami minta dilakukan audit menyeluruh. Banyak fasilitas seperti menara pandang dan delapan unit kios mengalami kerusakan bahkan sebelum digunakan. Proyek penimbunan yang didanai APBD juga masih mangkrak dan dilakukan tanpa papan proyek,” tegasnya.

Ketidakjelasan pengelolaan anggaran ini semakin memperkuat dugaan bahwa proyek ini hanya dijadikan bancakan oleh pihak-pihak tertentu tanpa ada manfaat nyata bagi masyarakat.

Green Topejawa Coastal, yang awalnya dirancang sebagai simbol pariwisata berkelanjutan, kini justru menjadi gambaran buruk pengelolaan aset daerah yang buruk.

Masyarakat berharap agar media terus mengangkat isu ini sebagai bentuk tekanan terhadap pihak terkait.

BACA JUGA :  Miris, Dg Sila Divonis 1,5 Tahun, Bos Skincare Mira dan Agus Hanya 10 Bulan

“Kami tidak ingin Green Topejawa Coastal menjadi contoh buruk pengelolaan wisata daerah. Harus ada tindakan nyata agar kawasan ini kembali berfungsi seperti tujuan awalnya,” kata Darwis mengakhiri.

Terpisah, pihak terkait yang dikonfirmasi seperti Dinas Pariwisata Takalar dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) belum memberikan konfirmasi atau tanggapan terkait kondisi Green Topejawa Coastal.

Upaya untuk menghubungi pemerintah daerah maupun instansi terkait lainnya juga belum membuahkan hasil.

Kendati begitu, masyarakat menuntut pemerintah daerah untuk segera turun tangan dan menyelamatkan Green Topejawa Coastal. Masyarakat meminta langkah konkrit untuk menyelamatkan kawasan wisata yang kini terabaikan.

 

(Id Amor)
Follow Berita Zona Faktual News di Google News

Berita Terkait

Forbina Minta Pemerintah Terapkan Kebijakan Bagi Hasil Sawit di Luar Pajak dan CSR
JK Ngamuk! Lahan 16,4 Hektare Miliknya di Makassar Dirampok Mafia Tanah
Senator Aceh “Semprot” Menteri Keuangan soal Ketimpangan Fiskal yang Membelit
Walhi Soroti Ketertutupan Medco, Dana CSR di Aceh Timur Diduga Tak Tepat Sasaran
ASN di Jeneponto Ribut dengan Polisi di Tempat Karaoke, Gara-gara LC dan Miras
Supermoon Terbesar 2025 Terjadi Malam Ini, Disusul Kilatan Meteor di Langit Nusantara
Objek Misterius 3I/Atlas Bikin Heboh, Ramalan Baba Vanga Soal Alien Kembali Disorot
4 Hari Hilang, Bilqis di Makassar Terekam CCTV Bersama Perempuan Rambut Pirang

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 20:57 WITA

Forbina Minta Pemerintah Terapkan Kebijakan Bagi Hasil Sawit di Luar Pajak dan CSR

Kamis, 6 November 2025 - 11:12 WITA

JK Ngamuk! Lahan 16,4 Hektare Miliknya di Makassar Dirampok Mafia Tanah

Kamis, 6 November 2025 - 09:47 WITA

Senator Aceh “Semprot” Menteri Keuangan soal Ketimpangan Fiskal yang Membelit

Rabu, 5 November 2025 - 22:17 WITA

Walhi Soroti Ketertutupan Medco, Dana CSR di Aceh Timur Diduga Tak Tepat Sasaran

Rabu, 5 November 2025 - 21:42 WITA

ASN di Jeneponto Ribut dengan Polisi di Tempat Karaoke, Gara-gara LC dan Miras

Berita Terbaru