Zonafaktualnews.com – Forum Bangun Investasi Aceh (Forbina) melontarkan kritik keras terhadap Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur.
Mawardi dinilai tidak hanya gagal memahami dunia bisnis, tetapi juga mengabaikan landasan penting dalam tata kelola daerah, yakni MoU Helsinki dan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
“Ngaku penggerak ekonomi Aceh, tapi keputusan-keputusannya justru mencederai semangat membangun daerah. RUPS saja digelar di Medan, bukan di Aceh. Ini keputusan yang tak masuk akal,” tegas Direktur Forbina, Muhammad Nur dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/4/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Forbina menilai keputusan-keputusan strategis Mawardi kerap tidak berpijak pada kepentingan masyarakat Aceh.
Salah satunya, penolakan terhadap dana Otsus tanpa menawarkan solusi nyata maupun strategi bisnis jangka panjang.
“Menolak Otsus itu sah-sah saja kalau sudah punya sistem mandiri. Tapi ini tidak. Gagasan tak jelas, rencana tak ada, bisnis tak jalan. Apa yang mau dibanggakan?” ungkap Muhammad Nur.
Menurut Forbina, kepemimpinan Mawardi mencerminkan ketidaktahuan yang fatal terhadap peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam kerangka otonomi khusus Aceh.
Padahal, keberadaan PEMA semestinya memperkuat posisi ekonomi daerah berdasarkan amanat MoU Helsinki dan UUPA.
“Ini bukan sekadar soal kebijakan salah arah, ini soal ketidaktahuan yang fatal,” tegasnya.
Karena itu, Forbina mendesak Pemerintah Aceh dan seluruh pemegang saham untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan arah kepemimpinan Mawardi Nur.
“PEMA milik rakyat Aceh, bukan milik satu orang atau kelompok. Kalau pemimpinnya tak paham bisnis, jangan dipertahankan. Ganti sebelum makin hancur!” tutup Muhammad Nur.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News





















