Zonafaktualnews.com – Di sebuah negeri yang selalu diguyur janji manis para pemimpin, lahirlah Danantara. Nama yang terdengar gagah, seakan membawa harapan baru.
Kata mereka, ini adalah solusi untuk mengelola investasi negara secara lebih luas dan efisien. Tapi rakyat bertanya-tanya: Danantara ini pahlawan atau perampok berkedok pembangunan?
Pangkas Anggaran Pendidikan dan Kesehatan, Demi Apa?
Pemerintah bilang ini soal efisiensi. Tapi efisiensi macam apa yang mengorbankan pendidikan dan kesehatan? Anggaran dua sektor vital ini dipangkas, sementara jumlah pejabat setingkat menteri malah membengkak hingga lebih dari 100 orang.
“Ini seperti orang yang ingin diet, tapi justru tambah makan banyak,” sindir Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari, Guru Besar Fakultas Hukum UMS. “Kalau efisiensi, ya harus menyeluruh, bukan tebang pilih.”
Padahal, konstitusi sudah jelas menyebutkan anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBN/APBD. Tapi pemotongan tetap dilakukan.
Lalu, untuk apa uangnya? Salah satunya, untuk menopang Danantara. Dengan kata lain, rakyat disuruh berhemat, sementara pemerintah membangun kerajaan baru.
PHK dan Daya Beli Anjlok: Efisiensi atau Malapetaka?
Seperti badai di laut tenang, pemangkasan anggaran ini membawa gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tenaga honorer berguguran, sektor jasa seperti hotel dan transportasi merana karena perjalanan dinas dipangkas. Uang seret, daya beli anjlok, ekonomi rakyat makin tercekik.
Ibarat kapal yang katanya akan mengarungi samudera investasi, justru awak kapalnya duluan yang dilempar ke laut. Apakah ini yang disebut “efisiensi”?
Jejak 1MDB di Malaysia, Akankah Terulang di Indonesia?
Malaysia pernah punya 1 Malaysia Development Berhad (1MDB). Awalnya disebut sebagai kendaraan investasi negara, ujungnya malah jadi skandal korupsi kelas kakap. Ratusan triliun lenyap, elite politik berpesta pora, rakyat yang menanggung beban.
Sekarang, Indonesia memperkenalkan Danantara. “Apakah akan benar-benar memperkuat BUMN, atau justru membuka celah baru bagi korupsi di lingkungan politik yang belum bersih?” tanya Prof. Aidul.
Kita sudah sering mendengar cerita yang sama. Kuda Trojan selalu diiklankan sebagai hadiah, sampai akhirnya gerbang kota runtuh dari dalam.
Tagar #IndonesiaGelap: Mahasiswa Bergerak!
Saat rakyat mulai sadar bahwa “efisiensi” ini lebih mirip penghematan sepihak yang menyusahkan mereka, mahasiswa pun turun ke jalan. Tagar #IndonesiaGelap menggema.
Mereka bertanya, bagaimana bisa bicara masa depan cerah, kalau anggaran pendidikan justru ditebas? Bagaimana ekonomi bisa tumbuh, kalau daya beli rakyat makin melemah?
Di dunia ini, ada dua jenis perampokan. Satu, dengan senjata. Dua, dengan kebijakan. Dan antara keduanya, yang kedua lebih sulit dilawan. Karena dibuat rapi, dibungkus janji-janji, dan selalu ada dalih pembangunan.
Danantara bisa jadi obat atau racun. Jika salah kelola, Indonesia bisa jatuh ke lubang yang sama seperti Malaysia. Saat itu terjadi, siapa yang akan bertanggung jawab?
(Id Amor)
Follow Berita Zona Faktual News di Google News