Zonafaktualnews.com – Wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah, Situr Wijaya, ternyata tidak hanya mengelola satu media daring.
Selain media online insulteng.id, Situr Wijaya juga diketahui menjadi pengelola utama petirnews.com.
Kedua media tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Insulteng.id dikenal lebih netral, banyak memuat konten seremonial pemerintahan.
Sementara itu, Petirnews.com tampil jauh lebih tajam, berani menyoroti kasus-kasus besar yang menyangkut kepentingan publik.
Situs Petirnews.com aktif mengangkat berbagai laporan investigatif, mulai dari proyek bermasalah, dugaan pemerasan oleh oknum pejabat, hingga konflik agraria berskala besar.
Salah satu sorotan utama yang pernah dimuat adalah sengketa lahan sawit seluas 7.200 hektare di Morowali Utara yang diduga dikuasai oleh perusahaan raksasa PT ANA tanpa memiliki izin HGU (Hak Guna Usaha).
Namun, sejak Situr Wijaya ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel di Palu pada 4 April 2025, situs Petirnews.com tiba-tiba tidak dapat diakses. Saat ini, laman tersebut hanya menampilkan pesan:
“This Account has been suspended. Contact your hosting provider for more information” atau dalam bahasa Indonesia, “Akun ini telah ditangguhkan. Hubungi penyedia hosting Anda untuk informasi lebih lanjut.”
Seorang rekan dekat almarhum membenarkan bahwa Petirnews.com memang dikelola langsung oleh Situr.
“Dia yang pegang adminnya itu,” ujarnya saat dimintai konfirmasi wartawan.
Salah satu pihak yang sering menjadi narasumber Situr adalah Anwar Hakim, Direktur Eksekutif NCW Sulawesi Tengah.
Anwar menyatakan bahwa Situr sangat aktif menulis tentang persoalan lahan sawit yang melibatkan PT ANA.
“Saya sendiri adalah narasumber adinda Situr untuk berita-berita soal lahan sawit di Morowali Utara. Tahun 2024 lalu, ia rutin mengangkat kasus PT ANA yang sejak tahun 2006 tidak mengantongi HGU,” ungkap Anwar.
Bahkan menurutnya, Situr sempat mengupayakan agar isu ini bisa diperhatikan di level nasional.
“Ia pernah mengirim laporan ke Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono dan Menkopolhukam Mahfud MD. Tapi rencana pertemuan dengan Mahfud MD tidak pernah berlanjut,” tambah Anwar.
Situr juga pernah melakukan pertemuan langsung dengan Haji Abidin, pemilik lahan yang diklaim dikuasai PT ANA.
Pertemuan itu berlangsung di Jakarta dan ia ditemani oleh rekannya, Arif Lakasim (48), seorang jurnalis asal Ampana yang telah menetap di Jakarta selama 4 tahun.
Ironisnya, Arif Lakasim juga ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel di Jakarta sekitar tujuh bulan sebelum kematian Situr.
Arif dinyatakan meninggal akibat serangan jantung. Kesamaan pola kematian keduanya—yang sama-sama terjadi di kamar hotel—menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan jurnalis.
Beberapa rekan Situr di Morowali Utara mengaku pernah mengingatkan almarhum agar lebih berhati-hati dalam mengungkap konflik lahan sawit.
Pasalnya, isu tersebut diduga melibatkan banyak kepentingan, baik di tingkat daerah maupun pusat.
Kini, hilangnya Petirnews.com dari peredaran digital memperkuat dugaan adanya upaya pembungkaman atau sabotase setelah kematian Situr.
Publik pun menanti, apakah pihak berwenang akan berani mengusut lebih dalam kematian wartawan yang dikenal kritis dan berani tersebut.
Editor : Id Amor
Follow Berita Zona Faktual News di Google News





















